Tuesday, April 2, 2013
Latar belakang penangkaran burung cucak rowo
Saat ini beberapa klub burung kicauan di Indonesia mulai merasakan susahnya mencari bakalan Cucak Rawa yang mempunyai suara berkualitas. Padahal dengan melakukan penangkaran, kesulitan itu akan teratasi. Selain itu Cucak Rawa juga lebih mudah untuk dibentuk suaranya sesuai keinginan pemiliknya. Berdasarkan survei Burung Indonesia dan The Nielsen, sebanyak 58,5% dari jumlah burung kicauan adalah tangkapan alam. Dan setiap tahun jumlah tersebut akan terus meningkat. Tak pelak lama kelamaan yang ada di alam ini bakal terancam keberadaannya. Pada akhirnya, hobi memelihara burung kicauan inipun tidak bertahan lama. Pastinya, hal ini tidak diinginkan para penggemar burung kicauan yang memelihara untuk sekadar hobi ataupun disertakan dalam lomba.
Tidak Banyak Penangkar
Salah satu cara agar hobi ini tetap bisa berlanjut, maka penangkaran harus dilakukan, tak terkecuali burung Cucak Rawa (Pynonotus zeylanicus atau straw-headed bulbul). “Dengan penangkaran.
Cucak Rawa yang ada di alam tidak akan terkuras habis,” Cucak Rawa tergolong burung yang keberadaannya di alam tinggal sedikit. Memang tidak banyak yang mau melakukan penangkaran burung-burung untuk lomba karena ada anggapan menangkarkan Cucak Rawa sulit dan merepotkan. Memang awalnya sulit, tapi kalau kita selalu belajar, kendala itu akan bisa kita hadapi. Dengan melakukan penangkaran tidak saja memberikan dampak pada penambahan stok Cucak Rawa juga memberikan nilai ekonomis.Penangkaran Cucak Rawa ini sangat menjanjikan untuk menjadi lahan bisnis.Disamping itu para penangkar akan memberi peluang usaha kepada pencari jangkrik, penjual pakan, dan penjual sangkarnya.
Memberi Nilai Ekonomis
Sulitnya hobiis mencari Cucak Rawa di pasaran menjadi peluang bisnis bagi penyedia Cucak Rawa bakalan. Burung bakalan lebih banyak dipilih hobiis karena lebih mudah dibentuk suaranya. “Keuntungan lain adalah burung lebih akrab dengan manusia atau tidak liar. Cucak Rawa hasil penangkaran akan menghasilkan suara kicauan yang lebih indah. Burung juga lebih mudah dilatih sehingga suaranya bisa disesuaikan dengan keinginan pemiliknya. Bahkan saat disertakan lomba, burung hasil penangkaran tidak gampang stres menghadapi lingkungan yang baru.
Sebagai perbandingan, harga burung yang pada 1978 cuma Rp25.000 per pasang, kini melambung sampai Rp 4 juta—Rp 5 juta. Sedangkan untuk piyik Cucak Rawa Rp 4 juta perpasang. Melalui teknik pembiakan yang bagus,setiap induk bisa menghasilkan sepasang piyik setiap bulannya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment