Peter Leach, turis asal Glasgow, Skotlandia, saat itu sedang menikmati panorama State Highway 73, Arthur’s Pass, salah satu taman nasional di Selandia Baru. Ia memasuki kawasan itu menggunakan campervan.
Leach membuka jendela mobil, kemudian turun untuk memotret keindahan alam di taman nasional itu, termasuk memotret beberapa burung khas yang sedang berada di tanah. Karena terlalu asyik, ia tidak menyadari bahwa ada “sesuatu” di dalam campervan.
Leach bahkan tidak menyadari kalau sedang dalam target kriminal. “Beberapa turis asal Kanada berjalan melewati saya, sambil mengatakan bahwa mereka baru saja melihat ada burung mengambil sesuatu dari campervan,” ujarnya.
Begitu mendapat kabar itu, Leach pun langsung masuk ke campervan, dan melihat dashboard mobil sudah terbuka. Ia sempat melihat seekor burung nuri, yang belakangan dikenal sebagai kea (burung nuri khas Selandia Baru), sedang mengacak-acak tas kecil, kemudian menyambarnya dan terbang.
Celakanya, di dalam tas kecil itulah tersimpan uang sebesar 1.100 dolar Australia (setara dengan Rp 11,1 juta). “Burung itu mengambil semua uang saya di dalam tas. Kini saya hanya punya 40 dolar AS (Rp 388 ribu) yang tersisa di saku,” kata Leach.
Untungnya Leach mempunyai teman dekat di di Normanby, Selandia Baru, yaitu Paul dan Lyn Fisher. Dari kedua sobatnya itulah dia bisa meminjam uang, untuk meneruskan wisatanya. Dengan perasaan malu, Leach melaporkan kejadian unik itu kepada polisi Timaru. Laporan itu sekaligus ditembuskan ke agen perjalanan, agar bisa mendapatkan ganti atas uangnya yang hilang.
Burung endemik Selandia Baru
Kea (Nestor notabilis) merupakan salah satu anggota keluarga burung paruh bengkok (parrot) yang berpostur lumayan besar. Panjang tubuhnya sekitar 48 cm. Kea merupakan burung endemik yang hanya hanya bisa di jumpai di pulau-pulau di wilayah setalan Selandia Baru.
Bulu-bulu tubuhnya didominasi warna hijau zaitun. Tunggir, atau daerah yang berbatasan dengan pangkal ekor, berwarna oranye. Warna oranye juga dijumpai pada beberapa area bulu sayap bagian dalam. Artinya, ketika kedua sayap dibentangkan, bagian dalam (bawah) terdapat oranye dengan gradasi yang jelas.
Paruhnya berwarna abu-abu, dan di bagian bawah paruh terdapat sedikit warna cokelat. Spesies ini dikenal sangat cerdas dan kuat, bahkan bisa membuka tempat sampah.
Kea merupakan pemakan segala (omnivora), termasuk bangkai. Tetapi yang disukainya adalah buah, nektar, dan serangga. Dahulu, kea sering menyerang domba hingga mati, lalu memakan bangkainya. Tidak heran apabila masyarakat petani-peternak di Selandia Baru menjadi jengkel, bahkan kerapkali membunuhnya.
Populasi yang terus menurun, akibat maraknya pembantaian nuri kea oleh masyarakat, membuat Pemerintah Selandia Baru menetapkannya sebagai satwa yang dilindungi pada tahun 1985. Sejak itu, masyarakat tak berani lagi membunuh kea karena takut terkena sanksi denda dan pidana.
Pemerintah setempat juga membangun penangkaran alami di berbagai taman nasional, termasuk di Arthur’s Pass. Tapi setelah diberi kebaikan, kok malah sering mencuri ya? Apa yang dialami Leach ini sebenarnya sudah sering terjadi di Arthur’s Pass.
No comments:
Post a Comment