Definisi perilaku pada kamus berupa bertindak, bereaksi atau berfungsi dalam suatu cara tertentu sebagai respon terhadap beberapa rangsangan (stimulus). Banyak perilaku memang terdiri atas aktivitas otot yang dapat diamati secara eksternal, yaitu komponen bertindak dan bereaksi dari definisi tersebut. Perilaku adalah suatu aktivitas yang merupakan reaksi satu sel atau lebih, lebih dari satu organ, bahkan lebih dari satu sistem organ (kecuali jika organisme tersebut terdiri dari 1 sel). Jadi perilaku mencakup seluruh individu dan ditujukan terhadap lingkungan di luar individu. Perilaku disebut juga Etologi (Y: ethos = sifat, kebiasaan) yaitu bekerja di lapangan. Sedangkan Psikologi (Y: psyche = jiwa, semangat) yaitu bekerja di laboratorium.
Ketika kita mengamati perilaku tertentu, kita cenderung untuk menanyakan pertanyaan proksimat (jangka pendek) dan pertanyaan ultimat (akhir). Dalam kajian perilaku hewan, pertanyaan proksimat adalah mekanistik, berkaitan dengan stimulus lingkungan yang memicu suatu perilaku, dan juga mekanisme genetik dan fisiologis yang mendasari suatu tindakan perilaku. Pertanyaan ultimat berkenaan dengan makna evolusioner perilaku. Untuk menekankan perbedaan (dan juga hubungan) antara kausasi proksimat dan ultimat, perhatikan pengamatan Magnolia Warbler, seperti banyak hewan lainnya, kawin pada musim semi dan pada awal musim panas. Dalam artian kausasi proksimat, suatu hipotesis yang masuk akal adalah bahwa perkawinan dipicu oleh pengaruh peningkatan panjang siang hari pada fotoreseptor hewan tersebut. Banyak hewan dapat distimulasi untuk mulai kawin secara eksperimental dengan memperpanjang pemaparan hariannya pada cahaya. Stimulus ini akan mengakibatkan perubahan neural dan hormonal yang menstimulasi perilaku, yang berhubungan dengan reproduksi, seperti berkicau dan pembuatan sarang pada burung.
Burung Beo adalah burung piaraan yang sangat digemari orang karena kepandaiannya berbicara. Di alam, jenis burung ini hidup di hutan-hutan basah, terutama di bukit-bukit dataran rendah sampai daerah ketinggian 1000-2000 m di atas permukaan laut. Beo menyukai buah-buahan yang berdaging tebal dan tidak keras. Ia juga meminum nektar bunga. Untuk memenuhi kebutuhan protein burung beo makan serangga seperti belalang, jangkrik, capung dan telur semut. Beo bertelur dua sampai tiga butir setiap musim bertelur. Burung ini adalah burung yang tampak gagah & tampan, ukurannya agak lebih besar dari beo biasa & tubuhnya lebih kekar. Pilihan Beo Nias menjadi identitas Sumatera Utara memang tepat, karena burung ini hanya terdapat di Pulau Nias. Burung ini adalah penghuni hutan dan tinggal pada tajuk pohon yang tinggi. Beo ini mempunyai peran sebagai pemencar biji di hutan.
Beo mampu melakukan lompatan logis, demikian menurut studi terbaru di mana burung beo abu-abu bernama Awisa menggunakan penalaran untuk mencari tahu di mana letak makanan yang tersembunyi.
Tugasnya merupakan salah satu yang bisa dilakukan anak-anak seusia 4 tahun, dan penalaran ini pun diketahui mampu dilakukan oleh jenis kera besar. Itu membuat beo abu-abu menjadi hewan non-primata pertama yang menunjukkan kecerdasan logis, kata peneliti Sandra Mikolasch, seorang calon doktor di Universitas Wina.
“Kita sekarang tahu bahwa burung beo abu-abu dapat secara logis mengecualikan kemungkinan kesalahan dan malah memilih yang tepat untuk memperoleh imbalan, yang dikenal sebagai ‘inferensi dengan pengecualian’,” kata Mikolasch.
Apakah Anda lebih pintar dari burung beo?
Beo merupakan burung yang cerdas. Seekor burung beo abu-abu yang terkenal, bernama Alex, bahkan memahami konsep “nol,” sesuatu yang tidak dipahami anak-anak sampai mereka berusia 3 atau 4 tahun. Alex, yang meninggal pada tahun 2007, memiliki kosakata 150 kata, yang tampaknya ia gunakan dalam komunikasi dua arah dengan para peneliti.
Hewan-hewan lain juga mengungkapkan kecerdasan tingkat tinggi. Gajah, misalnya, tahu bagaimana dan kapan saatnya untuk bekerja sama. Dan hyena bahkan lebih baik dari primata dalam hal kerjasama.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa sekitar seperlima simpanse dan kera besar lainnya mampu menggunakan penalaran logis untuk menemukan makanan yang tersembunyi.
Untuk melihat apakah burung bisa melakukan hal yang sama, Mikolasch beserta rekan-rekannya melatih tujuh ekor burung beo abu-abu untuk memilih antara cangkir mana yang pernah mereka lihat terdapat makanan tersembunyi dan cangkir mana yang tidak ada makanannya. Setelah beo mempelajari bagaimana caranya memperoleh imbalan dengan memilih cangkir yang tepat, Mikolasch membangun sebuah percobaan untuk menguji kemampuan mereka untuk menyimpulkan dengan pengecualian.
Dalam satu tes, ia menyembunyikan sepotong makanan (misalnya, benih) dalam satu cangkir dan sepotong makanan lainnya (seperti kenari) dalam cangkir lain selagi burung beo mengamatinya. Selanjutnya, ia mengangkat salah satu cangkir, menunjukkan makanan di dalamnya pada burung beo dan kembali menyembunyikannya, atau dia mengangkat cangkir, menunjukkan makanan pada burung beo, lalu menaruh makanan itu ke dalam sakunya. Burung beo kemudian harus memilih salah satu cangkirnya.
Dalam percobaan kedua, Mikolasch melakukan hal yang sama, namun kali ini melakukannya di belakang layar buram. Burung beo hanya melihat dia memegang sepotong makanan yang dia singkirkan, tapi tidak melihat saat dia menyingkirkannya. Jadi burung beo itu, jika menggunakan kecerdasan mereka, pastilah tahu bahwa cangkir yang pernah diletakkan makanan sekarang sudah kosong. Kesimpulan logisnya, kemudian, adalah bahwa cangkir lainnya masih terdapat makanan di dalamnya. Jika beo konsisten memilih cangkir yang diisi makanan, ini menunjukkan bahwa mereka telah membuat kesimpulan logis.
Para peneliti mengontrol percobaan ini untuk memastikan hasilnya bukanlah hasil dari penciuman burung pada sisa makanan.
Belajar penalaran
Tiga dari tujuh ekor beo terbukti cukup baik dalam memilih sebuah cangkir berisi makanan dalam percobaan di mana mereka pernah melihat peneliti menyingkirkan atau kembali meletakkan makanan ringan. Ketiga ekor beo – Maja, Moritz dan Awisa – memilih cangkir berisi makanan dengan tingkat keberhasilan setidaknya 70 persen, secara signifikan lebih baik daripada kebetulan. Namun dalam percobaan di mana makanan telah disingkirkan di belakang layar dan kemudian ditunjukkan pada beo, hanya Awisa, seekor betina berusia 13 tahun, yang tahu mana makanan yang tersisa, memilih cangkir yang tepat dengan tingkat
keberhasilan 76 persen.
Awisa mungkin telah berhasil karena dia adalah burung beo “anak ajaib” yang sama halnya seperti anak di kelas matematika yang selalu dapat nilai A-plus, kata Mikolasch. Ada juga kemungkinan bahwa burung-burung lainnya mampu melakukan penalaran logis, namun sesuatu tentang kondisi tes cukup mengganggu atau membingungkan mereka.
Fakta bahwa tidak semua burung mampu melakukannya menunjukkan bahwa penalaran logis bukanlah tugas yang mudah bagi mereka, sebanyak empat per lima kera besar mengalami kesulitan dalam percobaan yang sama. Pada studi sebelumnya, Mikolasch mengatakan, 18 dari 20 anak berusia 4 tahun mampu membuat lompatan logis yang sama seperti Awisa.
Menariknya, para peneliti menemukan, Awisa menjadi lebih baik menebak cangkir yang tepat pada percobaan di mana dia tidak melihat makanan disingkirkan, tetapi tidak berhasil pada percobaan di mana dia melihatnya. Itu menunjukkan bahwa burung beo “belajar menalar” tentang apa yang dilakukan peneliti di belakang layar, kata Mikolasch.
“Saya rasa ini merupakan satu langkah lagi untuk menunjukkan kemampuan kognitif burung dan hewan pada umumnya,” katanya. “Lebih banyak perhatian lagi yang harus dilakukan terhadap kebutuhan mereka … Saat menguji beo abu-abu di pusat penyelamatan burung beo, saya jadi tahu, dalam kondisi seburuk apa bagi beberapa dari mereka harus hidup selama beberapa tahun sebelum mereka diselamatkan.”
Biasanya setiap orang yang suka memelihara burung ketika di tanya alasannya pasti terdapat dua jawaban. Jawaban bertama adalah karena suka dengan keindahan bulu-bulu yang dipunyai oleh burung itu. Kemudian jawaban yang kedua adalah senang dengan suara burung yang dipeliharanya.
Banyak jenis burung yang mempunyai suara yang macamnya juga tidak sedikit. Namun ada satu jenis suara burung yang sangat istimewa dan tidak mungkin bisa disamai oleh suara burung yang lain. Ini bukan masalah keindahan atau kemerduan dari suara tersebut.
Lalu kenapa bisa disebut istimewa? Karena suara dari burung jenis ini bisa persis dengan suara manusia, meski hanya satu atau dua kata saja. Nama burung yang bisa menirukan suara manusia ini adalah burung beo.
Lalu benarkan burung beo itu bisa menirukan suara manusia? Dengan kata lain, apakah dia bisa bicara dan mengerti bahasa yang digunakan manusia ketika sedang melakukan komunikasi dengan orang lain? Secara tegas jawabannya adalah tidak.
Suara burung yang keluar dari seekor beo itu sebenarnya merupakanbentuk kicauan seperti kicauan burung lainnya. Yang membedakannya adalah, karena burung beo mampu berkicau dengan cara meniru ucapan atau kata-kata yang sering didengarnya.
Misalnya tiap hari orang yang memelihara burung tersebut sering mengucapkan kata ‘sayang’. Maka suara burung atau kicauan beo ini juga persis dengan kata ‘sayang’. Jadi bisa dikatakan, bila burung beo adalah termasuk jenis burung yang dalam berkicaunya sering meniru-niru kata yang sering dia dengar.
Melatih Burung Beo
Lalu bagaimanakah agar beo yang kita pelihara bisa cepat menghasilkan suara burung atau kicauan yang terdengar seperti suara kita sendiri? Tentu saja Anda sebagai pemilik burung beo harus mausabar, telaten dan rajin untuk melatih burung tersebut.
Dan agar burung beo milik Anda itu bisa menirukan suara Anda dengan baik, berikut adalah langkah-langkahnya:
- Letakan burung beo pada satu tempat saja, jangan sering dipindah-pindah. Ini akan mengakibatkan memori dalam otak burung menjadi kacau, sehingga dia kesulitan meniru ucapan kata-kata Anda.
- Berilah jadwal berlatih yang tidak berubah-ubah waktunya. Kalau setiap pagi, ya harus pagi terus, jangan diganti siang atau sore. Kalau Anda tak punya waktu pada saat itu, sebaiknya tunggu besok pagi lagi.
- Ketika Anda melatih dengan mengucapkan kata, juga berilah dia contoh tindakan atau perbuatan yang juga sama terus, tidak berganti. Misalnya anda mengucapkan kata ‘makan’ sambil memegang piring. Besoknya Anda juga harus melakukan hal yang sama, jangan memegang benda lain, apalagi yang warnanya sangat berbeda dengan benda sebelumnya.
- Waktu pertama kali dilatih, jangan sekaligus melatih dengan beberapa ucapan. Nanti bukannya menjadi hapal dan menghasilkan suara burung yang bagus, justru beo Anda tersebut akan menjadi stess dan tidak mampu mengucapkan satu patah katapun. Ingat, burung beo tetaplah binatang yang kemampuan memorinya sangat terbatas sekali.
- Ketika beo sudah bisa mengeluarkan suara burung seperti yang Anda kehendaki, tetaplah selalu melatih dan melakukan kegiatan yang sama. Kalau hal ini dihentikan, maka burung beo tidak punya ingatan bagus lagi. Akibatnya ingatan dan kemampuannya untuk memunculkan suara manusia tersebut akan hilang.
- Agar lebih cepat hapal dan ingat dengan suara dan tindakan Anda, sebaiknya burung beo jangan dicampur dengan burung jenis lain. Apalagi burung yang juga bisa berkicau. Bisa-bisa burung beo Anda tidak mampu meniru suara Anda, namun malah meniru kicauan burung lain tersebut.
Burung beo tidak dapat memberitahu Anda ketika mereka merasakan sakit.
Gejala beo yang sakit terkadang sulit untuk diidentifikasi. Kebanyakan penyakit pada burung beo disebabkan oleh gizi buruk atau stres.
Cara terbaik mendeteksi penyakit adalah dengan mengenal beo Anda dan menentukan apakah si beo berperilaku normal atau tidak.
Berikut adalah beberapa tanda dan gejala yang menunjukkan burung beo peliharaan Anda sedang sakit:
- Perhatikan perilaku burung beo.
- Perhatikan apakah burung beo jadi lebih sedikit bersuara atau berhenti melompat-lompat dan hanya bertengger diam saja.
- Beo yang tadinya lincah kemudian mendadak menjadi kurang aktif bisa menandakan ada sesuatu yang tidak beres.Contoh lain dari perilaku abnormal adalah beo menjadi menggigil padahal cuaca tidak dingin, berhenti makan dan minum, serta tiba-tiba mulai menjadi agresif atau rewel.
- Kepala beo yang jatuh terkulai juga bisa menjadi tanda penyakit, sedang peningkatan gerakan angguk ekornya bisa berarti beo mengalami kesulitan bernapas.
- Perhatikan kotoran burung beo.
- Normalnya beo mengeluarkan kotoran lumayan banyak. Meskipun terasa agak menjijikkan, coba perhatikan kotoran beo berkaitan dengan warna dan konsistensinya.
- Saat kotoran beo tidak seperti biasanya, besar kemungkinan beo mengalami masalah.
- Perhatikan kebiasaan makan dan minum burung beo.
- Jika burung beo mengalami perubahan kebiasaan makan dan minum secara tiba-tiba, si beo mungkin sedang sakit dan merasa tidak enak badan.
- Perhatikan tanda fisik lain.
- Hidung atau mata yang berair, bulu yang tampak kusut, kaki bengkak atau pincang adalah tanda-tanda penyakit pada burung beo.
No comments:
Post a Comment