Thursday, April 25, 2013

Jenis burung nuri di indonesia

Ciri khas burang nuri adalah bentuk lidah dan cara makannya. Lidah nuri mempunyai permukaan yang mirip dengan sikat. Dengan bentuk permukaan yang demikian maka cara makannya adalah dengan menjilat. Jenis pakannya berupa buah-buahan, madu, dan tepung sari bunga (nektar). Warna bulu pada nuri sangat beraneka ragam. Penyebarannya terdapat di daerah Indonesia bagian Timur, Papua Nugini, Kepulauan Pasifik, dan Australia.
 
1. Kasturi Kepala-Hitam atau Nuri-Merah Kepala-Hitam (Lorius Lory)
 
 

Salah satu hal yang menjadi daya tarik jenis nuri ini adalah kepandaiannya berbicara dan berwarna indah sehingga banyak dicari orang.
 
    a. Deskripsi dan penyebaran
 
Kasturi atau lebih dikenal dengan sebutan nuri mempunyai bentuk ekor yang melebar. Dada bagian atas dan kepala berwarna merah. Bagian mahkota kepala berwarna hitam. Bagian kepala bawah dan mantel berwarna ungu tua yang berlanjut sampai dada sehingga berbentuk seperti kalung. Paha dan bagian bawah ekor berwarna biru turkis. Daerah pinggang berwarna merah dan ekor bagian atas berwarna biru turkis. Sayap bagian atas berwarna bijau dan sayap bagian bawah berwarna merah. Berat tubuh antara 200—240 g dan panjang tubuhnya sekitar 31 cm.
 c. Status populasi
 
Burung ini tersebar luas di P. Papua dan sekitarnya, teratama di daerah dataran rendah. Populasinya diperkirakan lebih dari 100.000 ekor. Jenis nuri ini dilindungi sejak tahun 1970 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian No.421/Kpts/Um/8/1970. Warna utamanya merah dengan bagian kepalanya berwarna hitam. Pada bagian leher terdapat kalung berwarna biru keunguan. Sayapnya berwarna hijau.
 
2. Perkici Dora atau Nuri Ornet (Trichoglossus Ornatus)
 
 
 
Jenis nuri ini sangat menarik karena warna-warni bulunya terlihat seperti pelangi.
 
   a. Deskripsi dan penyebaran
 
Secara sepintas, nuri ornet sangat mirip dengan nuri pelangi (T. haematodus). Perbedaannya, pada bagian pipi nuri ornet berwarna merah, sedangkan nuri pelangi berwarna biru tua atau hitam. Panjang tubuh sekitar 25 cm dan berat tubuh antara 110—130 g. Penyebarannya meliputi P. Sulawesi dan sekitarnya.
 
   b. Status populasi
 
Habitat alaminya berupa hutan pegunungan sampai ketinggian 1.000 m dpl, tetapi tidak menyukai hutan yang lebat. Populasi di alam diperkirakan lebih dari 50.000 ekor. Burung ini dilindungi berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 757/Kpts/Um/12/1979 dan dipertegas lagi dengan Peraturan Pemerintah PJ No. 7 Tahun 1999.
 
3. Nuri Kabare atau Kasturi Raja (Psittrichas Fulgidus)
 
 

Ciri khas nuri kabare adalah bentuk parahnya seperti elang sehingga sering disebut nuri elang.
 
   a. Deskripsi clan penyebaran
 
Bulu tubuhnya dominan berwarna merah dan hitam. Panjang tubuhnya 46 cm. Burung ini mempunyai ukuran tubuh yang terbesar di antara kelompok nuri. Perbedaan morfologi antara burung jantan dan betina, terletak pada “sejumput” bulu berwarna merah di belakang mata pada burang jantan, sedangkan pada burung betina tidak dijumpai.
 
Habitat alaminya berapa hutan dataran tinggi Papua yang terletak pada ketinggian 100—1.800 m dpl dengan luas sekitar km2.
 
   b. Status populasi
 
Populasi di alam diperkirakan berjumlah di atas 10.000 ekor dan cenderung terus menurun akibat tekanan eksploitasi. Jenis ini mempunyai status dilindungi sejaktahun 1978 melalui SK Mentan No. 742/Kpts/Um/12/1978 dan dipertegas dengan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999.
 
4. Kasturi Tengkuk-Biru atau Nuri Merah Kepala Biru Maluku (Lorius Domicella)
 
 
 
Jenis nuri ini hanya dapat ditemukan di Maluku.
 
   a. Deskripsi dan penyebaran
Warna tubuh nuri jenis ini pada umumnya merah tua. Pada bagian leher terdapat “kalung” kuning. Bagian mahkota kepala berwarna hitam agak violet. Sayapnya hijau. Mata dan paruhnya merah oranye. Panjang tubuh antara 28—29 cm. Berat antara 200—250 g. Kasturi tengkuk-biru maluku serupa dengan nuri punggung-kuning (L. chlorocercus), tetapi dapat dibedakan dengan “kalung” warna kuningnya lebih sempit serta warna ungu pada bagian mahkota kepala belakangnya.
 
   Penyebarannya meliputi daerah P. Seram. Dahulu pernah tercatat dijumpai juga di P. Ambon dan P. Buru.
 
   b. Status populasi
 
Habitat nuri merah kepala biru maluku berapa hutan primer pada ketinggian 500—1.000 m dpl. Namun, dewasa ini habitat Lorius domicella sudah merambah sampai perkebunan pepaya dan pisang. Populasi nuri ini semakin terancam kepunahan akibat deforestasi dan penangkapan yang membabi buta. Pada tahun 1991, populasinya diperkirakan sekitar 20.000 ekor. Saat ini populasinya diperkirakan mengalami sedikit kenaikan.
 
Nuri ini masuk dalam daftar jenis burung yang dilindungi sejak tahun 1972 dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 327/Kpts/Um/i972 dan diperkuat dengan Lampiran Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999.
 
5. Nuri Talaud (Eos Histrio)
 
 
 
Pada sidang CITES tahun 1994 di Florida, nuri talaud dikate-gorikan dalam Apendiks I.
 
   a. Deskripsi dan penyebaran
 
Warna dominan nuri talaud adalah merah dan biru. Ciri utamanya adalah biru pada bagian dada dan mantel (sayap) yang memanjang sampai sekitar mata serta melebar sampai bagian belakang kepala. Bulu bagian skapula (pangkal sayap dekat daerah punggung), paha, dan bulu terbangnya berwarna hitam, parah berwarna kuning kemerahan, dan iris mata berwarna cokelat kehitaman. Panjang tubuhnya antara 30—31 cm dan berat tubuhnya antara 150—190 g. Ciri pembeda adalah warna biru yang melebar di bagian dada dan di belakang kepala.
 
   b. Anak jenis
 
Terdapat 3 anak jenis nuri talaud sebagai berikut:
  1. E.h.histrio terdapat di Kepulauan Sangihe.
  2. E. h. talautensis terdapat di pulau-pulau di Kepulauan Talaud.
  3. E.h. challengeri terdapat P. Miangas dan di Kepulauan Nanusa.
Perbedaan morfologi ketiga anak jenis tersebut tidaklah terlalu jelas. Anak jenis E. h. histrio agak lebih besar dibanding E. h. talaut-ensis. Selain itu, pada E. h. histrio mempunyai lebih banyak warna hitam di bagian sayap dan garis biru yang lebih besar di bagian dada. Pada anak jenis E. h. challengeri memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan kedua anak jenis lainnya serta warna birunya tidak terlalu banyak.
 
   c. Status populasi
 
Populasi di alam sudah sangat jarang yaitu antara 5.000—10.000 ekor saja yang cenderang terus menuran. Habitat aslinya berapa hutan dengan luas hanya meliputi 1.000 km dan terletak pada ketinggian antara 0—500 m. Ancaman serius terhadap populasinya adalah eksploitasi. Oleh karenanya, dalam sidang CITES di Florida pada tahun 1994 menempatkan nuri talaud dalam kategori Apendic I.
 
Sementara di Indonesia termasuk di dalam daftar jenis burang yang dilindungi sejak tahun 1979 melalui undang-undang No. 757/Kpts/Um/12/1979 kemudian diperjelas lagi dengan eraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999.

No comments:

Post a Comment