Sunday, April 7, 2013
Meski tidak original, harganya cucak rowo juga tidak jeblok
Bagi para pemula yang belum sama sekali mengenal Cucak Rowo, jangan membeli sepasang indukan semua. “Sebaiknya membeli 3 pasang anakan umur 2 bulan dan 3 pasang indukan berumur 9 hingga 12 bulan yang sudah mampu bertelur.” Alasannya? “Agar ada pola pergiliran apabila salah satu pasangan tidak berhasil,” terangnya.
“Sepasang indukan siap bertelur memang jarang yang jual.” Kebanyakan para pelakunya ingin menternaknya sendiri. Lalu? “Bisa kita dapatkan dari pasangan yang sudah dewasa. Belum dipasangkan, tapi sudah berumur. Sudah bisa bertelur.” Harga sepasang indukan ini rata-rata di pasaran mencapai 5 juta rupiah. Sedangkan untuk anakan umur 2 bulan dihargai sekitar 1,5 juta rupiah. “Sudah ada patokan harga antar pelakunya,” ungkapnya pada Trans Agro.
Sedangkan harga burung dewasa untuk ocehan tergantung kualitas kicaunnya. Semakin bagus, mendekati suara aslinya akan semakin mahal. “Oleh karena itu, sejak kecil harus sudah dilatih.” Istilahnya pemasteran. Pemasteran ini dilakukan agar burung Cucak Rowo berkicau sesuai dengan suara asli miliknya. “Semakin bagus suara asli yang dimilikinya, maka harganya semakin mahal.”
Tindakan ini bisa dilakukan dengan cara mendengarkan CD suara Cucak Rowo. Juga, “Dengan cara mendengarkan Cucak Rowo lain yang sudah bagus.” Perlu diperhatikan hobiis, dalam proses pemasteran jangan sampai ada suara burung lain. “Soalnya, harganya akan turun.”
“Beternak burung ini selalu untung.” Lha kok? “Harganya selalu pantas. Jadi selalu untung.” Harga puluhan juga bisa saja terjadi jika kebetulan mendapat Cucak Rowo bersuara original. Murni, tidak banyak campuran suara burung lain, meski tidak original, harganya juga tidak jeblok. “Kalau ada barang, pasti ada yang beli,” ceritanya.
Pembelinya tidak sedikit. Bila mampu menangkarkan, orang langsung antri untuk memesan. Tanpa harus woro-woro ke luar, orang akan langsung dating. “Saya itu kadang kewalahan dengan permintaan yang datang terus. Meski saya sudah punya 40 kandang, tetap saja kekurangan. Sampai-sampai masih bertelur saja dan belum tentu pasti menetas, orang sudah antri untuk memesannya,”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment