Tuesday, November 27, 2012

Permasalahan umum penangkaran MB

1. Perubahan suhu udara.
Ada kecenderungan, salah satu atau kedua indukan MB yang akan ditangkar adalah MB rawatan yang awalnya rutin ditempatkan di dalam ruangan dan kemudian dipindahkan ke kandang ternak untuk ditangkar yang umumnya ada di luar ruangan (tempat terbuka).
Perbedaan suhu udara di siang dan malam hari antara di luar ruangan dan di dalam ruangan sangat substansial. Perubahan suhu ini bisa memicu MB untuk memasuki masa mabung. Proses mabung ini cenderung tidak normal dan sering diistilahkan sebagai mabung palsu atau nyulam, sebab si MB hanya mengalami sebagian kecil saja kerontokan bulunya. Kejadian ini bisa menggangu siklus hormonal tahunan yang umumnya terdapat pada MB.
Secara tidak langsung, hal ini juga akan mengganggu proses penangkaran dan solusi yang terbaik adalah membuat indukan MB untuk bisa beradaptasi terlebih dahulu dengan suhu luar ruangan baik di siang maupun malam hari untuk beberapa waktu sebelum dilakukan proses penangkaran.

2. Ketersediaan Pakan.
Pakan, khususnya Extra Fooding (Live Food) seperti jangkrik, cacing dan kroto yang diberikan secara terbatas, cenderung akan berpengaruh buruk terhadap proses perkembangbiakan MB. Secara naluriah, MB hanya akan berkembang biak dan membesarkan anakanya jika kondisi ketersediaan pakan mencukupi.
Solusi untuk permasalahan ini, berilah EF secara melimpah selama proses penangkaran dilakukan.

3. Indukan Jantan yang terlalu Dominan
Indukan jantan yang terlalu dominan (penguasa) memiliki resiko tinggi untuk membunuh pasangan betinanya. Pejantan tangguh seperti ini biasanya adalah pejantan responsif, dan bermental tempur tinggi. Waspadai proses penjodohan jika anda memiliki penjantan tangguh, jangan sampai si betina menjadi korban pembantaiannya.

4. Pernikahan Dini.
Penjodohan yang baik adalah jika si Jantan dan betina sudah dianggap siap untuk kawin. Salah satu ciri bahwa penjodohan sudah siap adalah jika si betina mau berkicau jika didekatkan si jantan dan demikian juga sebaliknya, si jantan akan berkicau dengan suara lirih (merayu) jika didekatkan dengan betina.
Jika terlalu cepat dijodohkan, bisa saja mereka mau membuat sarang, tapi tidak akan segera bertelur.

5. Kehadiran MB atau Pasangan Lain.
Sebagian besar MB akan merasa terganggu dengan kehadiran MB lain, sebab MB memiliki karakter teritorial sebagaimana sifat alamiahnya. Jika sifat alamiah ini masih kental melekat pada si MB, jantan dan betinanya akan menghentikan proses reproduksi, termasuk membuang atau memakan sendiri telur dan bahkan membuah anakannya, jika merasa terganggu dengan kehadiran atau kicauan MB lain. Solusi terbaik untuk pasangan MB seperti ini adalah menangkarkannya secara solitaire.

6. Penempatan Kandang.
Kandang penangkaran yang baik adalah kandang yang bisa terkena paparan sinar matahari secara langsung. Tapi, perlu juga diwaspadai, jangan sampai berlebihan. Berilah sedikit tempat peneduh agar si MB bisa terlindungi dari sengatan sinar matahari di siang hari. Suhu yang terlalu tinggi juga bisa menghambat proses reproduksi pada MB.

7. Suasana Kandang.
Sebagian besar pasangan MB membutuhkan ketenangan selama proses reproduksi. Seringnya orang berlalu lalang, binatang predator (Tom and Jerry) terlihat dengan jelas oleh indukan, suasana bising (suara orang teriak, suara dapur, dll) dan terlalu sering melakukan pengintaian (memeriksa jumlah telur dan memeriksa jumlah anak yang menetas) akan membuat MB menjadi mudah stress dan mengganggu proses reproduksi.

No comments:

Post a Comment