Friday, November 30, 2012

Kenali karakter MB sebelum pemberian pakan hidup

Birahi adalah sebutan yang sering kita dengar di dunia perburungan, tentu saja hal ini sangat kita perlukan, dengan birahi burung akan semakin gacor, ngotot, dan tentu saja semangat tarungnya akan semakin berkobar, namun hal ini dapat juga malah sebaliknya burung hanya diam loncat sana loncat sini ujung ujungnya ngebatman atau ngejeruji di kurungan.

Disinilah pentingnya kita mengontrol birahi dari burung ocehan kita apalagi jika orientasinya untuk dilombakan, banyak faktor yang bisa memicu birahi tersebut salah satunya adalah Extra Fooding (EF)

Begitu juga untuk burung burung di penangkaran birahi sangat diperlukan, dan rata rata penangkar memanfaatkan EF untuk mendongkrak birahi pasangan burung yang ditangkarkan, dan tentu saja setiap burung akan berbeda asupan dan juga kuantitas ef yang diperlukannya, ada burung jantan diberikan jangkrik 10 ekor sudah bisa birahi, namun banyak juga burung jantan yang lainnya sampai pemberian 50 ekor jangkrik baru birahinya muncul. Ada pula burung yang diberikan jangkrik 50 ekor tidak juga birahi namun begitu diberi cacing 5 ekor langsung birahi atau UH 8 ekor baru muncul birahi.

Beda burung/indukan tentulah beda pula EF yang digunakan untuk memicu birahi, tidak selalu kita menggunakan jangkrik sebagai pendongkrak birahi, adakalanya CACING, UH, KECEBONG, IKAN KECIL, KROTO dan berbagai EF lainnya justru lebih bisa memunculkan birahi seekor burung, untuk itulah kenali karakter burung itu sendiri baru kita bisa menemukan jenis EF yang seperti apa yang bisa memicu birahi burung tersebut.

Penyebab murai bahan mudah mati

Sering kita jumpai para penghoby MB mengeluh "Murai yang baru saya beli kemaren setelah dirawat 3 hari mati" atau malahan sudah dirawat sebulan dan sudah mulai bunyi tiba tiba mati tanpa sebab yang jelas. 

ini juga saya alami beberapa tahun lalu berkali kali saya membeli  batu bahan (baru tangkapan hutan) selalu berujung dengan kematian, setelah saya perhatikan ternyata:

  • MB baru hasil tangkapan hutan cendrung mempunyai tingkat strees yang sangat tinggi. mengapa bisa demikian, tentu saja MB yang ditangkap dengan cara paksa (dijerat/di jaring bahkan dipancing dengan mata kail ikan) akan mengalami stress sewaktu tertangkap, ditambah lagi dengan kondisi kurung yang tidak bersih (sering terlihat di pedagang pedagang yang jorok) yang terkadang menyatukan semua MB bahan dalam satu kurung kecil kotor yang tentu saja akan menambah tingkat stress MB tsb apalagi jika didalam kurung tsb terdapat MB dewasa yang akan memicu semakin tingginya tingkat stress mb mb muda di dalamnya.
  • MB tangkapan terlalu cepat dijual, ini yang sering kita jumpai para pedagang takut MB tangkapannya mati, sehingga begitu baru di dapat MB tsb langsung dijual ke pasar burung tanpa adanya proses rawatan dan adaptasi terlebih dahulu, sehingga MB tampak aktif dan lincah begitu kita pelihara dan bawa pulang barulah terlihat MB tsb mulai menunjukan gejala sakitnya.
  • Perubahan lingkungan yang drastis dari hutan ke rumah, MB MB hutan terbiasa hidup liar dan bebas terbang begitu sampai ditangan kita MB tsb tentu saja akan semakin liar disebabkan dirinya dikurung dalam sangkar yang kecil sehingga MB akan sangat giras dan melupakan makanannya, jika ini terus berlanjut tentu saja kematian di ambang pintu.
  • Suara bising, makin menambah tingkat stress, jangan dianggap sepele dengan suara yang gaduh, bagi mb yang baru saja kita pelihara (MB bahan) suara gaduh hampir 70% memicu tingkat stress berlebih yang tentu saja mb yang biasa dengan suara suara tiupan angin dan suara burung burung hutan akan kaget dengan hadirnya suara suara asing baginya.
  • Rawatan yang salah terhadap MB bahan, point inilah yang sangat menentukan hidup dan matinya seekor mb ditangan sang perawat, jika kita salah dalam merawat akan fatal akibatnya baik dari segi makanan, sangkar, penempatan, gangguan dari luar, faktor kebersihan dan perubahan cuaca.
  • Banyaknya penghoby yang ingin cepat cepat MB bahannya bunyi, untuk MB bahan yang baru dibeli baik dari pasar burung maupun perorangan, kita jangan berharap MB untuk bunyi dulu buang jauh jauh keinginan ini, yang paling utama adalah MB mau makan saja itu sudah cukup.
  • Terlalu berlebihan dalam merawat MB bahan, Merawat dengan serius tidak di salahkan namun berlebihan dalam merawat juga berdampak buruk terhadap MB, berlebihan yang seperti apa? yang saya maksud disini penghoby cendrung menerapkan rawatan MB bahannya sama dengan rawatan MB MB juara atau MB MB jadi... hal ini tentu saja salah, typikal MB bahan dan MB jadi tentu 100% berbeda... MB jadi biasa dimandikan 2 kali sehari pagi dan malam... tapi MB bahan tidak seperti itu coba saja mandikan malam saya yakin MB Bahan tsb akan cepat menemui ajalnya. atau MB jadi biasa di jemur 4 - 5 jam sehari maka MB bahan jangan sekali kali menjemurnya dalam waktu yang lama jika MB tsb belum bisa beradaptasi penuh, karena di alam jarang ditemui MB yang berjemur dalam waktu 4 jam tanpa henti.
  • Kurang sabar dalam merawat,inilah point terakhir yang paling terpenting.. dalam merawat mb bahan mutlak kita harus memiliki kesabaran yang besar mulai dari menghilangkan strees MB bahan, pengaturan pakan, penjinakan, rawatan harian, penanganan mabung, sigap dalam mengatasi penyakit MB, pemasteran suara, proses belajar ngeriwik/bunyi dan Gacor (hasil akhir) semuanya tentu saja bukan dalam hitungan detik.. idealnya secara umum MB bahan yang dirawat dari nol hingga jadi (jinak, gacor dan duduk) akan kita dapat setelah proses ganti bulu/ mabung ditangan kita, berapa lama? kebanyakan 8 bulan MB MB hutan akan berganti bulu baru. bahkan ada yang 1 tahun, semuanya bervariasi.

Waktu ideal untuk menyapih dan meloloh anakan murai batu

Beberapa penangkar pemula murai batu (MB) sering kecewa melihat piyik yang baru disapih dari induknya mati mengenaskan. Hal ini juga kerap dikeluhkan para MB mania yang memiliki piyik dari indukan betina yang dipeliharanya. Mereka ragu dan kapok untuk meloloh anakan MB, sehingga mengambil jalan praktis menyerahkan pengasuhan anakan kepada induknya.
Upaya menyapih dan meloloh anakan murai batu ini sebenarnya memiliki tujuan bagus, yaitu meningkatkan produktivitas indukan dalam menghasilkan anakan-anakan MB selanjutnya. Bagi penangkar, stok anakan adalah jualan utama mereka.
Pertanyaannya, berapa waktu ideal untuk memisahkan anak dari induknya, sehingga kita dapat  mengambilalih peran induk dalam meloloh anaknya? Selain itu, bagaimana metode yang tepat untuk meloloh anakan MB?
Masalah ini sebenarnya sudah dikupas-tuntas dalam artikel (cek Penangkaran Murai Batu, kemudian lihat subjudul Manajemen Anakan). Artikel tersebut bukan hanya menjelaskan manajemen anakan saja, tetapi seluruh bagian terpenting dalam penangkaran murai batu.
Disebutkan bahwa waktu ideal untuk menyapih anakan dari indukan berkisar antara usia 5-10 hari. Yang dimaksud menyapih di sini adalah proses memisahkan anakan dari induknya, yang kemudian diikuti dengan aktivitas meloloh anakan MB tersebut.
Rentang waktu 5-10 hari ini disusun berdasarkan kondisi anakan, serta kesibukan kita selaku pemelihara atau penangkar. Kalau waktu penyapihan kurang dari 5 hari, kondisi anakan masih terlalu lemah.
Bagi yang belum berpengalaman, menyapih piyik terlalu dini memang menyulitkan kita saat melolohkan makanan. Namun beberapa penangkar yang berpengalaman bisa melakukannya pada umur 3-6 hari (penangkar pemula tetap dianjurkan paling cepat 5 hari, sambil belajar mendalami perawatan anakan).
Sebaliknya, jika penyapihan dilakukan setelah anakan berumur lebih dari 10 hari, mata anakan sudah terbuka, sudah bisa melihat lingkungan sekitarnya, serta sudah takut kepada manusia. Bahkan sebagian piyik sudah mulai meloncat-loncat pada umur 10-11 hari. Hal ini tentu sangat menyulitkan kita saat hendak melolohnya, karena mereka sering menolak. Padahal, pada saat yang sama, mereka butuh makan tetapi belum bisa makan sendiri.

Sediakan peralatan pendukung


Piyikan MB dalam inkubator
Piyikan MB dalam Inkubator
Sebelum memisahkan anakan MB, siapkan  wadah seperti kardus, besek, hantaran kecil dari rotan, atau wadah apa saja asalkan bersih dan terbuat dari bahan yang tidak terlalu keras. Wadah ini dilambari dengan bahan yang sama dengan bahan penyusun sarang di kandang penangkaran. Tutup bagian atas dari bahan penyusun sarang itu dengan kapas agar lembut dan tidak melukai anakan MB.
Tempatkan anakan ke dalam wadah tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam kotak inkubator yang bisa dibuat sendiri, atau bisa juga dibeli dari toko perlengkapan burung.
Kotak inkubator buatan sendiri bisa dipasangi lampu pijar 5 Watt, dengan jarak antara lampu dan sarang sekitar 20 cm. Pada umur 5-10 hari, usahakan suhu di dalam boks sekitar 33 – 35 derajat Celcius. Setelah itu dikurangi secara bertahap hingga mendekati suhi kamar (sekitar 30 derajat Celcius).

Bahan makanan dan frekuensi pelolohan


Meloloh Anakan MB
Meloloh Anakan MBMakanan yang akan dilolohkan pada tahap awal (usia 5-10 hari) adalah kroto yang benar-benar bersih dari kotoran (termasuk bangkai semut). Setiap kali mau dilolohkan, celupkan dulu kroto ke dalam air matang, untuk memudahkan anakan MB dalam menelan makanan.
Makanan ini langsung dilolohkan ke paruh anakan MB, dengan alat bantu berupa penjepit (bisa dibuat dari bilah bambu yang sudah dihaluskan sepanjang 10 cm, kemudian ditekuk jadi dua di bagian tengah).
Frekuensi pelolohan bisa dilakukan setiap jam sekali. Biasanya seekor anakan MB cukup diberi 4-5 butir kroto setiap kali makan. Jika setelah diloloh, namun piyik masih cuap-cuap sambil membuka paruhnya, Anda tetap harus disiplin dengan porsi itu.
Cuap-cuap sambil buka paruh bukan berarti piyik masih lapar. Tetapi matanya belum melek, atau kalau sudah melek masih samar-samar, maka cuap-cuap menjadi salah satu cara bagi piyik untuk berinteraksi dengan lingkungan luar.
Selain itu, organ pencernaan piyik masih labil. Dikhawatirkan jika terlalu kenyak malah bisa berakibat fatal, yaitu kematian pada piyik sebagaimana sering dikeluhkan para penangkar pemula. Piyik yang terlalu kenyang pun bisa mati, karena organ pencernaannya belum berkembang dengan baik tetapi dijejali makanan terlalu banyak.
Pada umur 7 hari, Anda bisa meningkatkan menu sajian dengan menambahkan sedikit voer dan BirdVit ke dalam kroto. Frekuensi pemberian pakan tetap dipertahankan 1 jam sekali, dengan porsi yang sedikit lebih banyak.
Variasi menu makin bertambah pada umur 15 hari, dengan pemberian ekstra fooding (EF) berupa jangkrik kecil (menu lama tetap dilanjutkan). Sebelum diberikan EF, semua kaki jangkrik harus dihilangkan, dan bagian kepalanya dipencet agar pipih sehingga mudah dikonsumsi anakan MB. Lebih baik lagi jika yang diberikan adalah anakan jangkrik yang masih lembut dan berwarna putih.
Pemberian voer dimaksudkan untuk membiasakan MB mengkonsumsi pakan tersebut di kemudian hari. Beberapa penangkar pernah menceritakan pengalamannya, ketika anakan MB hanya diloloh kroto selama 1 bulan, tanpa menu lainnya. Ternyata anakan tersebut gampang sakit, bahkan kedua kakinya terlihat pengkor.
Ini karena kroto mengandung protein tinggi, tetapi kandungan vitamin dan mineralnya tidak lengkap. Padahal, hanya itulah pakan yang dikonsumsi anakan MB. Itu sebabnya, dianjurkan untuk memberikan voer, juga jangan lupa BirdVit yang mengandung multivitamin dan aneka mineral yang diperlukan bagi anakan MB.

Pemindahan ke sangkar gantung

Anakan MB belajar nangkring
Kapan anakan MB mulai dipindahkan ke sangkar gantung? Lingkungan sangkar jelas sangat berbeda dari lingkungan sarang tempat anakan MB sebelumnya. Di dalam sangkar, burung akan menjumpai bahan-bahan yang lebih keras, seperti jeruji dan dasar sangkar, serta tenggeran.
Untuk itu, sebelum dipindahkan ke sangkar, pastikan anakan MB sudah mulai meloncat-loncat kuat di dalam boks sarang. Biasanya pada umur 10-11 hari, anakan MB sudah bisa meloncat-loncat, dan pada hari ke-15 mulai belajar terbang.
Agar tidak stres, sekaligus menghindari risiko cedera (terutama patah kaki yang kerap dialami anakan MB), bagian dasar sangkar harus tetap dilambari dengan bahan penyusun sarang. Jadi, kalau terjadi apa-apa, burung tetap aman dari risiko cedera.
Sediakan dua tenggeran yang dipasang secara sejajar, dengan jarak agak rapat, dalam posisi tidak terlalu tinggi dari dasar sangkar. Tenggeran sejajar akan membuat anakan MB belajar meloncar dari tenggeran yang satu ke tenggeran kedua.

Butuh kejelian beli bakalan murai batu MH

Bakalan adalah  sebutan untuk burung muda yang masih belum rajin berkicau, umumnya burung burung muda hasil tangkapan hutan atau dikenal dengan istilah muda hutan (MH). Harga burung bakalan biasanya lebih murah daripada burung setengah jadi atau sudah jadi. 

Bagaimana cara memilih bakalan murai batu MH

Berikut tips ringan yang semoga berguna untuk Anda semua. 

Bakalan murai batu butuh waktu daptasi sekitar 20 hari, Pemilihan bakalan murai batu MH harus jeli, karena tak  jarang burung murai hasil tangkapan tersebut diperoleh dari hasil pancingan atau dengan bahan racun yang memiliki efek bius terhadap burung tersebut. So, lebih baik tanyakan kepada penjual mengenai asal mula atau bagaimana cara mendapatkan burung tersebut.

Terlepas dari jenis dan asal usulnya, pastikan kalau burung murai batu yang hendak dibeli tersebut berkelamin jantan. 

Secara fisik, burung jantan memiliki tubuh  besar dan lebar, ekor panjang dan lebar, kaki panjang dengan sisik  sedikit kasar, paruh panjang kokoh dan agak tebal. Bulu-bulunya tidak begitu kasar, bulu putih  di punggung melebar, sedangkan bulu hitam lebih berkilau (terutama pada batasan antara bulu hitam dan cokelat).

Burung betina memiliki ciri sebaliknya, di mana tubuh lebih  kecil, kepala kecil dan agak membulat, ekor pendek dan kecil, kaki pendek dengan sisik  lebih halus, paruh pendek-tipis dan agak melengkung. Bulu putih di punggung lebih sempit, sedangkan bulu hitam di tubuhnya terlihat sedikit kusam, tidak berkilau dan agak keabuabuan, terutama pada batasan bulu hitam dan cokelat.

Membedakan piyik jantan dan betina

Membedakan jenis kelamin murai batu yang masih piyik sedikit lebih sulit, karena bulu-bulunya belum lengkap atau belum tumbuh secara sempurna. Diperlukan sedikit kejelian, terutama dengan mencermati bintik-bintik cokelat di bagian sayap dan bagian tengah dada. Jika terlihat tanda-tanda tersebut, berarti piyik tersebut jantan. Jika bagian tengah dadanya berwarna keputihan, sedikit bercampur dengan warna cokelat tipis yang memanjang ke bawah, berarti piyik tersebut betina.

Sebenarnya jenis kelamin pada piyik murai batu juga bisa diamati dari postur tubuhnya. Jika tubuhnya agak besar dan panjang, piyik tersebut berkelamin jantan. Sebaliknya, jika tubuhnya lebih  kecil dan pendek, berarti betina. Persoalannya, untuk membandingkan hal ini mesti ada dua piyik atau lebih. Jika yang diamati hanya satu ekor saja, maka bintik-bintik cokelat di bagian sayap dan bagian tengah dada bisa dijadikan tengara.

Setelah urusan kelamin selesai, sekarang melakukan pengamatan terhadap kondisi burung, terutama kesehatannya. Burung yang sehat tercermin dari gerakannya yang lincah, sorot mata yang tajam, melotot tidak berair, tidak memiliki cacat pada mata, sayap, kaki,  paruh dan bagian tubuh lainnya. Cek pula karakteristik murai batu sehat 

Murai batu akan mengeluarkan suara cetrekan jika didekati atau merasa takut dan curiga dengan situasi sekelilingnya. Nah, jika suara cetrekan terdengar panjang dan kencang, bisa dipastikan burung tersebut akan mampu berkicau dengan lantang dan panjang. Hal ini sekaligus merupakan tengara kalau burung tersebut berkelamin jantan.

Merawat bakalan murai batu

Jika bakalan murai batu yang dibeli merupakan hasil pancingan, ada kemungkinan kailnya masih tertinggal dalam tenggorokan. Kalau hal ini tidak diketahui selama beberapa hari, bagian tubuh tersebut bisa mengalami  infeksi yang membuatnya malas makan.  Apabila kondisinya makin parah, tidak mustahil burung akan mati. Jadi berhati-hatilah saat membeli bakalan burung murai, terlebih di lapak-lapak dadakan atau pedagang yang sebelumnya tidak pernah kita kenal.

Lain persoalan jika burung tersebut merupakan hasil pikatan jaring dan pulut. Anda bisa langsung masuk ke perawatan bakalan murai batu. Biasanya bakalan MH belum mengenal makanan buatan manusia (voer). Karena itu, burung perlu dilatih makan voer agar tidak menimbulkan kesulitan di kemudian hari, termasuk ketika pasokan extra fooding seperti kroto di pasaran sedang kosong.

Informasi mengenai cara melatih murai batu agar terbiasa dengan makanan buatan manusia (voer) bisa dibuka kembali dalam artikel Murai batu muda hutan, rawatan tepat cegah sekarat.
Dalam perawatannya, burung ini membutuhkan extra fooding (EF) berupa jangkrik, ulat bambu, kroto, dan ikan kecil. Pemberian EF harus rutin (setiap hari), dibarengi dengan pemberian suplemen atau vitamin. Bagi bakalan murai batu MH, menu EF biasa disantapnya saat masih berada di habitat aslinya: hutan. Tetapi suplemen tak pernah diperolehnya dalam bentuk seperti di dalam sangkar / kandang.

Suplemen mempercepat  adaptasi

Tujuan pemberian suplemen ini untuk menjaga daya tahan tubuhnya agar tidak cepat ngedrop karena perubahan pola makan dan jenis makanan yang berbeda antara hutan dan sangkar / kandang. Suplemen juga bisa mencegah burung dari kondisi stres, karena jika sampai stres bisa berakibat fatal:  cepat drop, rentan mengalami kelumpuhan mendadak, tidak mau makan atau minum, dan bulu-bulu tubuhnya lebih sering mengembang dengan pandangan mata berair dan sayu.

Untuk memastikan kecukupan vitamin, Anda bisa mencoba memberikan suplemen BirdVit. Sedangkan untuk memastikan kecukupan mineral bisa menggunakan BirdMineral. Vitamin dan mineral memiliki karakter unik. Jika kelebihan akan dikeluarkan dari tubuh (melalui urine), sehingga tidak membawa efek samping. Tetapi jika kekurangan dipastikan akan mengalami defisiensi vitamin dan mineral, dengan beberapa gejala seperti cepat drop, kelumpuhan mendadak, malas makan dan minum, bulu terlihat kusam dan sering mengembang, serta mata sayu dan berair.

Perlakuan lain yang tak pernah dialami bakalan murai batu MH adalah pengerodongan. Dalam pemeliharaan manusia, pengerodongan sangkar diperlukan agar bakalan  murai batu tidak mengalami ketakutan terhadap situasi dan  kondisi lingkungan yang baru, sehingga terbebas dari stres.

Selama beberapa hari, burung tetap dikerodong setiap hari agar lebih tenang  dahulu dan bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Apabila sudah mulai bisa menyesuaikan dengan lingkungan baru, berarti burung sudah melewati masa kritis. Masa kritis biasanya berlangsung selama 12 hari sejak burung dibeli.

Apabila sudah melewati masa kritis, dan sudah mau makan voer (biasanya hingga hari ke-20 atau lebih), maka burung murai batu ini sudah bisa dikatakan “setengah jadi”. Inilah saatnya melakukan proses penjinakan dan  pemasterannya. Dari sinilah Anda bisa meneruskannya ke tahap berikutnya, yaitu Perawatan burung murai batu.



Rahasia burung jawara

Jawara berkicau artinya burung gacor, selalu berkicau, tak peduli di arena lomba ataupun di rumah. Jawara untuk beranak pinak berarti selalu bereproduksi dengan baik. Menghasilkan anakan banyak, menghasilkan uang.
Tahukah Anda bahwa burung Anda pun bisa seperti itu? Itu tentunya kalau Anda memahami dan mau melakukan hal utama yang dibutuhkan burung. Apa?  

Kuncinya hanya satu: burung harus sehat.
Tidak perlu dicari-cari alasan mengapa burung Anda tidak juga bunyi sehabis mabung, mabung tidak juga tuntas, macet setelah tarung, berhenti bertelor atau bertelor hanya satu, atau bertelor tiga tetapi tidak pernah menetas dan segudang alasan lain.
Jika burung Anda seperti itu, maka semua itu hanya menandakan satu hal: BURUNG ANDA TIDAK SEHAT!!
Ya, kembali lagi ingatlah satu prinsip dalam memahami burung: “Burung sehat pasti gacor, burung sehat pasti bereproduksi”.

SEHAT ITU SEPERTI APA?
Sehat itu ada dua. Sehat mental dan sehat fisik. Burung yang mentalnya drop, pasti macet atau kalau bunyi sangat-sangat tidak memuaskan. Itu sama juga dengan burung yang tidak sehat secara fisik. Pasti bermasalah sebagai kicauan dan juga bermasalah di kandang penangkaran.
Agar burung Anda sehat mental, jauhkan dari hal-hal yang membuat dia tertekan. Misalnya perilaku kasar pemelihara, burung lain yang lebih superior, dan predator bagi burung di sekeliling rumah, misalnya kucing, anjing dan juga tikus.

Agar burung Anda sehat fisik, hilangkan segala gangguan dan ancamannya.
  • Pertama, peralatan pemeliharaan. Pastikan tidak ada bagian runcing, tajam dan sebagainya yang memungkinkan burung Anda terluka.
  • Kedua, basmi segala parasit, mikroba dan virus yang mengganggu kehidupannya.
  • Ketiga, cukupi kebutuhan nutrisinya.
Hendaknya Anda ingat, bahwa gangguan dan ancaman segala macam mahkluk kecil tetapi berbahaya itu serta kekurangan nutrisi, tidak selalu kasat mata tanda-tanda kehadirannya.
Bisa jadi burung Anda terlihat mulus, juga gacor. Tetapi tiba-tiba saja sering berhenti bunyi secara mendadak. Anis merah misalnya, tiba-tiba saja berhenti teler alias oncling atau mletik, cucak ijo tidak njegrik bin jambul, atau kacer mbagong melulu alias nguda laut forever.
Anis merah mletik alias oncling, besar kemungkinan dia meraskan gatal akibat ada kutu di dalam kantung udara. Kutu di dalam kantung udara? Ya, ketahuilah itu adalah air sac mite atau tungau kantung udara.
Makhluk ini kalau berkembang biak masuk di lapisan bawah kulit dan utamanya di kantung udara burung. Kutu ini perlu dibedakan dengan kutu yang meloncat seperti caplak atau kutu yang merambat seperti gurem. Beda sekali.
Kutu ini, atau lebih tepatnya tungau, hanya bisa mati kalau Anda memutus rantai kehidupannya dengan memberikan pembasmian sistemik menyeluruh (dari luar seperti semprot, dari pencernaan melalui makanan atau minuman dan dari kulit dengan pengolesan di sekitar kantung udara).

Kalau cucak ijo yang seharusnya jegrik atau menjambul dan ngentrok, kok cuma tampil biasa atau bahkan tidak bunyi, mengapa? Itu kemungkinan besar dia kekurangan vitamin dan mineral, tetapi bisa juga karena gangguan parasit seperti halnya air sac mite dan juga cacing. Artinya, sebanyak apapun Anda memberi extra fooding, percuma saja kalau di dalam tubuh burung terdapat banyak parasit yang menggerogoti sari makanan dan juga darah burung.

Nah kalau kacer mbagong bagaimana? Ini sebuah rahasia yang barangkali perlu Anda ketahui. Kacer mbagong alias nguda laut sebenarnya adalah burung dengan “nafsu besar tenaga kurang”.
Jangan Anda bilang bahwa kacer Anda kecukupan vitamin, mineral, karbohidrat dan sebagainya kalau Anda hanya memberinya voer plus jangkrik atau kroto. Selain kandungan nutrisi dari pakan itu kemungkinan kurang atau tidak lengkap, bisa jadi semuanya diserobot oleh parasit dan kutu, caplak maupun tungau/air sac mite.
Ceritanya tentu tidak sampai di anis merah, cucak ijo atau kacer. Semua burung yang bermasalah, semuanya bersumber dari mata air yang sama: kesehatan dan kecukupan nutrisi.
Begitu juga dengan burung di penangkaran. Semua problem seperti tidak juga kawin meski kelihatan berjodoh, tidak juga bertelor meski sudah kawin, sedikit prosentase keberhasilan penetasannya, piyikan mati sebelum berkembang dan sebagainya dan sebagainya. Sumbernya hanya satu: tidak sehat, tidak peduli sesegar apapun kelihatannya burung Anda atau segacor apapun suaranya.
Kalau burung yang terlihat sehat saja sebenarnya banyak sekali menerima gangguan, apalagi burung yang terlihat tidak fit. Pasti dia gangguannya banyak. Bisa jadi dia mendapat gangguan dari segala arah yang tidak Anda sadari. Pertama dari lingkungan yang tidak ramah, kedua dari parasit yang menggerogoti sari makanan dan darahnya, ketiga karena kekurangan nutrisi.
Kasus itulah yang biasanya menimpa burung mabung tidak tuntas atau mabung tidak selesai-selesai atau bahkan burung dengan bulu yang sudah mengerak – kering, nyerit atau melintir-melintir tetapi tidak juga rontok.
Sudah pasti, Anda tidak senang dengan semua gangguan dan kekurangan nutrisi yang menimpa burung Anda. Bisa jadi Anda tidak pernah menyadarinya. Tetapi itulah sesungguhnya RAHASIA BURUNG JAWARA. Burung yang selalu gacor sebagai kicauan dan mendatangkan banyak anakan (alias uang) sebagai burung tangkaran.
Jika Anda sudah tahu semua rahasia itu, maka Anda kini tinggal bertindak. Pastikan burung Anda mendapatkan perlindungan menyeluruh dan memang begitulah seharusnya, bahwa hobi burung menjadi sumber rejeki dan kesenangan dan bukan menjadi beban yang berkepanjangan.
  • SUDAHKAN BURUNG ANDA TERBEBAS DARI SEGALA GANGGUAN?
  • SUDAHKAN BURUNG ANDA BENAR-BENAR SEHAT DAN MEMBERI KEPUASAN?
  • JIKA BELUM, ANDA HARUS MENGAMBIL TINDAKAN!
Ya, pastikan burung Anda mendapatkan perlindungan menyeluruh dari segala macam momok yang menghantui para penghobi burung, baik untuk kicauan maupun untuk penangkaran. Gunakan perlindungan yang tidak membuat Anda bingung lagi untuk menentukannya.

Melacak kegagalan telur MB yang tidak menetas

Beberapa penangkar murai batu (MB), khususnya pemula, kerap mengalami persoalan dengan usahanya. Kasus yang dialami tentu beragam. Kali ini saya ingin mengambil salah satu kasus, yaitu induk betina yang sering gagal menetaskan telur-telurnya. Ayo, kita lacak beberapa faktor kegagalan tersebut. Kalau telur tidak menetas sesuai dengan jadwal seharusnya (14 hari), coba tunggu sampai hari berikutnya. Tetapi kalau tetap tidak menetas, Anda harus berbulat tekad: pecahkan telur untuk memperkaya ilmu di bidang reproduksi burung.
Bagi yang ingin menangkar, tetapi belum sempat melakukannya, semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda. Sebagian materi ini juga berlaku atau bisa diterapkan untuk jenis burung berkicau lainnya.

Ketika Anda memecahkan telur yang tidak menetas, ada beberapa kemungkinan yang terjadi:
  1. Ada embrio (bakal piyik), tetapi sudah mati di dalam telur.
  2. Tidak ada embrio di dalam telur, tetapi berbau.
  3. Tidak ada embrio di dalam telur, tetapi tidak berbau.
Embrio (bakal piyik) di dalam telur mulai hari kelima penetasan hingga menjelang menetas. Jika embrio mati, maka telur tidak akan pernah menetas. Kalau telur dipecah, baunya busuk sekali. (Foto: diolah dari avianweb.com)
Baiklah kita bedah satu persatu dari ketiga kemungkinan di atas. Jika ada embrio tetapi sudah mati di dalam telur, sehingga tidak mungkin menetas, maka penyebabnya adalah embrio tidak memperoleh kecukupan gizi, terutama vitamin, yang diperlukan untuk pertumbuhannya.

Embrio (bakal piyik) di dalam telur mulai hari kelima penetasan hingga menjelang menetas. Jika embrio mati, maka telur tidak akan pernah menetas. Kalau telur dipecah, baunya busuk sekali. (Foto: diolah dari avianweb.com)

Embrio yang mati di dalam telur sebelum menetas.

(foto: avianweb.com)
Embrio yang mati di dalam telur.(foto: avianweb.com)
Kemungkinan kedua, tidak ada embrio di dalam telur, tetapi berbau. Jadi, ketika telur dipecah, isinya hanya cairan yang berbau. Cairan yang berbau ini sebenarnya mengindikasikan bahwa di dalam telur sebenarnya sudah ada embrio, tetapi mati di saat masih sangat muda. Biasanya kematian terjadi pada masa 3-5 hari sejak telur dierami.
Jika tidak ada embrio tetapi tidak berbau, atau kemungkinan ketiga, itu menunjukkan telur yang dierami adalah telur infertil, yaitu telur yang sama sekali tidak mengandung sel benih. Sel benih atau disebut discus germinalis itu menempel di permukaan kuning telur (yolk).
telur fertil-dan-infertil

Penyebab telur infertil

Telur infertil disebabkan oleh beberapa faktor. Bisa jadi karena pejantannya belum siap kawin, atau umurnya kalah tua dari induk betina. Masalah umur burung sulit diketahui oleh penangkar pemula, terutama jika tidak ada catatan (recording) mengenai kapan burung itu menetas.
Kalau Anda membeli induk dari penangkar, coba tanyakan berapa umurnya. Penangkar yang profesional mestinya mempunyai database mengenai burung-burung yang ada dalam kandang penangkarannya, termasuk burung-burung yang siap dijual.
Kalau Anda tetap tidak memperoleh data mengenai umur burung, cobalah periksa sisik-sisik di kakinya. Apabila warnanya belum terlalu solid, dan terlihat seperti basah, berarti burung masih muda alias belum mencapai dewasa kelamin.
Solusinya mesti mengganti burung jantan tersebut dengan pejantan baru yang umurnya lebih tua, meski Anda harus memulai lagi proses penjodohan. Bagaimana cara menjodohkan murai batu, silakan cek artikel ini (lihat bagian pemilihan indukan dan penjodohan).  Kedua pasangan harus sama-sama mencapai dewasa kelamin, dan memiliki birahi tinggi.
Faktor lain penyebab telur infertil adalah salah satu induk, atau kedua induk, tidak mempunyai birahi tinggi sebagaimana burung dewasa pada umumnya. Akibatnya, burung seperti berjodoh tetapi sebenarnya mereka hanya berteman dan tidak pernah kawin.
Hal ini umumnya karena nutrisi (zat gizi) yang dikonsumsi burung dari pakan yang kita berikan belum memenuhi kebutuhan standar calon indukan. Mungkin jumlah (porsinya) sudah ideal, tetapi belum tentu kandungan gizi di dalam pakan itu sudah mencukupi.
Coba lakukan treatment dengan memberikan vitamin dalam pakannya, terutama vitamin A, B, dan E yang sangat dibutuhkan untuk pembibitan. Anda pernah mendengar BirdMature (BMR), salah satu produk unggulan OmKicau?
BMR mengandung multivitamin, multimineral, dan suplemen lain yang lengkap-seimbang, serta bahan aktif yang bermanfaat untuk memenuhi asupan induk jantan maupun induk betina. Selain bermanfaat langsung untuk meningkatkan kesuburan / fertilitas telur, juga dapat menjadi solusi bagi penangkar yang sering mengalami kesulitan dalam menjodohkan induk jantan dan betina.
Jika sudah berjodoh, tetapi tidak mau kawin, treatment ini dapat dilakukan dengan memisahkan dulu kedua induk. Singkirkan pula wadah sarangnya. Selama menjalani terapi, usahakan kedua burung tidak bertemu muka dulu.
Anda akan melihat bagaimana perubahan perilaku burung jantan dan betina. Jika terlihat lebih aktif dan agresif, mulailah dengan proses penjodohan ulang. Apabila sudah berjodoh, burung jantan menjadi jauh lebih trengginas. Demikian pula dengan betina yang tidak ogah-ogahan lagi saat hendak dikawini pasangannya.

Jika perlu, pangkas bulu-bulu di sekitar kloaka

MB jantan, sebagaimana burung jantan pada umumnya, tidak memiliki penis untuk mengawini betina. Saat kawin, burung jantan hanya menempelkan kloakanya ke kloaka betina. Pada saat itulah sperma pejantan yang mengandung sel sperma (semen) masuk ke saluran reproduksi betina.
Sel sperma bisa memancar dengan baik apabila kloaka dari kedua induk bisa saling menempel dengan sangat rapat. Mungkinkah kloaka betina dan jantan ketika kawin tidak menempel rapat? Sangat mungkin, terutama jika terlalu banyak bulu di daerah sekitar kloaka burung jantan, atau burung betina, apalagi pada keduanya.
Cobalah periksa kloaka dari kedua induk yang hendak atau sudah dijodohkan. Jika bulu-bulu di daerah itu terlalu banyak, silakan pangkas hati-hati menggunakan gunting kecil.

Mengatasi problem hormonal induk betina

Dalam beberapa kasus, ada induk MB betina yang beberapa kali berganti pasangan, tapi tetap tidak bisa menetaskan telur-telurnya. Itu berarti ada yang tak beres pada organ reproduksinya atau faktor hormonal.
Jika betina tersebut punya darah juara dari bapaknya, dan Anda berniat mempertahankannya, coba perbaiki pelan-pelan dengan pemberian stimulan hormon estrogren. Misalnya EstroBird, yang selain mampu merangsang pembentukan hormon estrogen, juga berfungsi menambah hormon estrogen secara instan.
Tetapi jika betina tersebut bukan siapa-siapa, keputusan sepenuhnya di tangan Anda. Apakah akan tetap menjalani treatment hormonal seperti di atas, atau segera diganti dengan betina yang baru.
Saya hanya bisa menyarankan, sekiranya harus diganti dengan indukan yang baru, belilah MB betina di tempat penangkaran (bird farm), bukan hasil dari tangkapan alam yang justru membuat Anda butuh waktu lebih lama lagi untuk membiasakan burung dengan kehidupan di kandang penangkaran.

Strategi ternak ulet hongkong

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Selain sebagai petani, pada umumnya masyarakat Indonesia  mempunyai usaha sampingan seperti peternakan, perdagangan dan lain sebagainya.
Peternakan ulat hongkong merupakan salah satu upaya yang potensial untuk dikembangkan menjadi usaha peternakan rakyat. Selain karena cara budidaya yang mudah, peternakan ulat hongkong juga mempunyai peluang bisnis yang cukup menjanjikan mengingat  pangsa pasar yang sangat kondusif di Indonesia. Walaupun bernama ulat Hongkong, ulat ini jangan sekali-kali diterjemahkan sebagai “Hongkong Worm”, karena bisa saja orang malah akan mengernyitkan dahinya untuk mencoba mengerti apa yang anda maksud dengan “Hongkong Worm”. Mereka telah mempunyai nama “keren” di luar Indonesia sebagai Meal Worm atau Yellow Meal Worm . Ulat Hongkong sebenarnya merupakan larva dari serangga yang bernama latin Tenebrio molitor. Serangga ini merupakan hama pada produk biji-bijian atau serealia.

Di Indonesia, ulat hongkong dimanfaatkan sebagai pakan burung dan pakan ikan. Dengan meningkatknya bisnis ikan hias dan bisnis burung, baik burung hias maupun burung berkicau  akhir-akhir ini, tentunya kebutuhan terhadap ulat hongkong juga akan meningkat. Jenis burung yang menyenangi ulat hongkong cukup banyak macamnya diantaranya adalah kacer, jalak putih, cucak biru, culik-culik, kenari, cucakrawa, beo, murai daun, poksay, hwamei, murai batu, jalak bali dan jenis burung pemakan serangga lainnya.Oleh karena itu, usaha peternakan ulat hongkong perlu ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya. Dari segi kuantitas, berarti peternakan ulat hongkong perlu disebarluaskan pada masyarakat umum dan dari segi kualitas, berarti teknik  peternakan baik yang menyangkut pakan, papan maupun pemeliharaan harus ditingkatkan dan diperbaiki.

Taksonomi, Morfologi dan Habitat  Ulat Hongkong
Klasifikasi Ulat Hongkong
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Arthropoda
Class                : Insekta
Order               : Coleoptera
Suborder         : Polyphaga
Family             : Tenebrionidae
Genus              : Tenebrio
Spesies            : Tenebrio molitor

Tenebrio molitor lebih dikenal sebagai serangga, yang larvanya biasa dijadikan pakan burung peliharaan. Serangga T. molitor mempunyai sebaran luas hampir diseluruh permukaan planet bumi ini. Mereka mempunyai panjang tubuh sekitar 13 – 17 mm. Serangga ini aktif di malam hari , dan sering menyerang karpet, pakaian dan juga tanaman kering. Sedangkan ulatnya memakan biji-bijian, sereal, dan makanan cadangan manusia lainnya. Suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan ulat hongkong  kalau suhunya optimal panjangnya bisa sampai 3 cm dan akan terlihat segar.

Gambar1. Larva (A), Kulit Larva setelah Moulting (B), Pupa (bagian belakang dandepan) (C) dan Kumbang Dewasa (T. molitor) (D) (Attawer, 2003)
Telur T. molitor berbentuk oval dan sangat sulit dilihat dengan ukuran panjangnya 1 mm. Ukuran panjang larva 30-35 mm, tubuhnya keras dan berwarna kuning kecoklatan. Ukuran pupa panjangnya sekitar 20 mm dan kumbang berwarna hitam mengkilat sekitar 15-20 mm ( Salem, 2002). Telur serangga-serangga yang berbeda sangat besar variasi penampilannya, kebanyakan telur adalah bulat, oval, atau memanjang. Kebanyakan telur serangga diletakkan dalam satu situasi dan mereka memberikan sejumlah perlindungan, pada waktu menetas akan mempunyai kondisi yang cocok bagi perkembangannya (Borror etal., 1982). Kumbang betina meletakkan telur satu-satu atau dibungkus dengan substansi yang dapat mengeras menjadi masa telur atau didalam suatu kantong yang dikenal sebagai ootheca (Noerdjito, 2003).
Bentuk larva kumbang sangat bervariasi, namun pada umumnya mempunyai kepala yang mudah dibedakan dari toraks (Noerdjito, 2003). Larva merupakan bentuk siklus hidup kedua dan mempunyai 13-15 segmen berwarna coklat kekuning-kuningan pada bagian tubuh (Salem, 2002). Instar-instar awal seperti cacing, dan yang muda pada tahapan ini disebut larva. Instar-instar larva yang berbeda tetapi sama dalam bentuk dan berbeda dalam ukuran (Borror et al., 1982).
Mengikuti instar larva terakhir, serangga berganti bentuk menjadi satu tahapan yang disebut dengan pupa. Serangga tidak makan pada waktu pupa dan tidak aktif (Borror et al., 1982), dan dikenal sebagai stadium istirahat, berwarna pucat, mirip mumi kumbang dewasa (Noerdjito, 2003). Pupa kumbang bertipe exarate, artinya dilengkapi dengan anggota tubuh yang bebas, terlihat dari luar, serta tidak berpegang erat pada substrat tempat berkembangnya pupa. Pada fase ini kumbang tidak makan, dan tidak aktif bergerak, tetapi didalam tubuh pupa terjadi perubahan besar organ-organ larva menjadi organ kumbang dewasa (Noerdjito, 2003). Tahap akhir setelah pupa yaitu dewasa. Dewasa pucat warnanya bila serangga muncul pertama kali dari pupa, dan sayap-sayapnya adalah pendek, lunak dan berkerut (Borror et al., 1982). Tubuh kumbang akan mengalami pengerasan (sklerotisasi) yang kuat dan berwarna lebih gelap, biasanya memerlukan waktu dari beberapa jam sampai waktu yang lama tergantung jenisnya (Noerdjito, 2003).

Seperti kebanyakan serangga, kumbang mempunyai dua pasang sayap, pasangan sayap depan tebal seperti kulit keras, disebut elytra, sebagai pelindung. Pada saat istirahat tepi dalam kedua elytra bertemu pada satu garis lurus dipunggung. Pasangan sayap belakang tipis (membraneus), dalam keadaan istirahat terlipat dibawah pasangan sayap depan dipergunakan untuk terbang (Maddison, 1995).
Ulat adalah tahapan larva dari kumbang T. molitor dan merupakan hama butiran serta produk butiran (Robinson, 1998). Kumbang dalam genus Tenebrio memakan produk butira-butiran baik pada tahapan larva maupun dewasa (Borror et al.,1982). Sebagian besar hama butiran dapat hidup pada butiran yang disimpan dengan kadar air 11,5 14,5%. Ulat hongkong mampu bertahan hidup pada kisaran suhu 25-270C (Robinson, 1998). Ulat hongkong (T. molitor) itu berpotensi sebagai hama gudang (Karjono, 1999).

Makanan dan Strategi Makan Ulat Hongkong
Makanan adalah suatu fakor yang sangat penting dalam menentukan banyaknya hewan dan tempat ia hidup (kemudian penyebarann
ya). Tingkah laku makan seekor serangga, apa yang dimakannya dan bagaimana ia makan, biasanya menentukan nilai ekonomik serangga. Tipe dan jumlah makanan yang dimakan dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, kelakuan dan berbagai sifat-sifat morfologi lainnya, misalnya ukuran dan warnatubuh (Borror et al., 1982).


Serangga makan hampir segala macam, tidak terbatas makanan, dan mereka makan dalam banyak cara yang berbeda-beda (Borror et al., 1982). Dengan komposisi pakan seperti yang diberikan kepada induk, pertumbuhan larva relatif cepat. Kecepatan pertumbuhan dapat di deteksi dengan melihat pertambahan berat dari setiap kotak. Induk ulat dijamin tidak akan terbang selama masih ada pakan (Karjono, 1999).Gambar 3a. Pemberian pakan pada ulat hongkong  3b. pakan dimasukan pada media pembibitan ulat hongkong
Makan yang diperlukan oleh ulat hongkong yaitu:Makanan yang diperlukan serangga meliputi 10 asam amino esensial yang juga esensial bagi manusia (arginin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan dan valin), sejumlah vitamin B, sterol beberapa turunan asam nukleat dan beberapa mineral (Borror et al., 1982). Makanan yang menyangkut kualitas dan kuantitasnya, pertumbuhan yang sangat cepat tidak akan tampak bila tidak didukung dengan pakan yang mengandung protein dan asam amino yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan ternak (Rasyaf, 1999). Serangga juga membutuhkan makanan yang mengandung air, mineral dan bahan organik untuk petumbuhan dan reproduksinya (Wigglesworth, 1972).
  • Pollard merupakan hasil ikutan dari penggilingan gandum yang mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai pakan alternatif pengganti jagung. Kandungan zat nutrisi pollard hampir sama dengan jagung dan ini dapat diketahui dari kandungan protein yang cukup tinggi yaitu 15,1%. Pollard memiliki ciri yang kaya akan serat, amba dan rendah kandungan energy metabolisnya tetapi pollard sangat kaya akan protein dan profil asam aminonya mirip dengan gandum. Pengukusan pollard akan meningkat kandungan energinya sebanyak 10% dan P meningkat ketersediaan sebanyak 20% (Amrullah, 2003). Kandungan serat kasar pada pollard agak rendah, yaitu sekitar 10%, kandungan lemaknya hanya 4% dan kandungan energi metabolismenya sekitar 1.300 kkal/kg (Rasyaf, 1999).
  • Bekatul halus adalah dedak yang diperoleh dari pengayakan hasil ikutan dan penumpukan pada gelombang kedua dan ketiga atau hasil pengasahan pertama (huller) atau kedua (Parakkasi, 1999). Bekatul mengandung karbohidrat cukup tinggi, yaitu 51-55 g/100 g. Kandungan karbohidrat merupakan bagian dari endosperma beras karena kulit ari sangat tipis dan menyatu dengan endosperma. Kehadiran karbohidrat ini sangat menguntungkan karena membuat bekatul dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.  Kandungan protein pada bekatul juga sangat baik, yaitu 11-13 g/100 g. Dibandingkan dengan telur, nilai protein bekatul memang kalah, tapi masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan kedelai, biji kapas, jagung, dan tepung terigu. Dibandingkan dengan beras, bekatul memiliki kandungan asam amino lisin yang lebih tinggi. Zat gizi lain yang menonjol pada bekatul beras adalah lemak, kadarnya mencapai 10-20 g/100 g. Minyak yang diperoleh dari bekatul dapat digunakan sebagai salah satu minyak makan yang terbaik di antara minyak yang ada, dan sudah dijual secara komersial di beberapa negara. Bekatul beras juga kaya akan vitamin B kompleks dan vitamin E. Vitamin B kompleks sangat dibutuhkan sebagai komponen pembangun tubuh, sedangkan vitamin E merupakan antioksidan yang sangat kuat. Selain itu, bekatul merupakan sumber mineral yang sangat baik, setiap 100 gramnya mengandung kalsium 500-700 mg, magnesium 600-700 mg, dan fosfor 1.000-2.200 mg. Bekatul juga merupakan sumber serat pangan (dietary fiber) yang sangat baik. Selain untuk memperlancar saluran pencernaan, kehadiran serat pangan juga berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol darah.
  • Ampas tahu, Prabowo dkk., (1983) menyatakan bahwa protein ampas tahu mempunyai nilai biologis lebih tinggi daripada protein biji kedelai dalam keadaan mentah, karena bahan ini berasal dari kedelai yang telah dimasak. Ampas tahu juga mengandung unsur-unsur mineral mikro maupun makro yaitu untuk mikro; Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm (Sumardi dan Patuan, 1983).
Di samping memiliki kandungan zat gizi yang baik, ampas tahu juga memiliki antinutrisi berupa asam fitat yang akan mengganggu penyerapan mineral bervalensi 2 terutama mineral Ca, Zn, Co, Mg, dan Cu, sehingga penggunaannya untuk unggas perlu hati-hati (Cullison, 1978).
Pertumbuhan ternak yang di beri pakan ampas tahu lebih cepat dari pada yang tidak diberi. Jika dikalkulasi nilai ekonomi peternak akan mendapat untung yang lebih.
Pada ulat berusia 1 bulan belum diberi makan sedangkan pada usia 1,5-2 bulan diberi makan berupa campuran ampas tahu dan bekatul. Ketika ulat hongkong sudah berubah menjadi serangga atau kepik diberi makan labu siam setiap 3 hari sekali.

Konsumsi dan Konversi Pakan
Tingkat konsumsi adalah jumlah pakan yang dikonsumsi oleh hewan apabila bahan pakan tersebut diberikan secara ad libitum. Tingkat konsumsi (Voluntary Feed Intake atau VFI) dapat menggambarkan palatabilitas (Parakkasi, 1999). Ransum broiler starter mengandung obat-obatan seperti coccidiostat, antibiotika dan antioksidan yang diperkirakan mempengaruhi konsumsi (Rasyaf, 1999). Menurut Wahju (1997) menyatakan, bahwa konsumsi ransum yang rendah berakibat penurunan konsumsi protein yang diperlukan untuk pertumbuhan optimum dan produksi.
Menururt Parakkasi (1999), konsumsi pakan merupakan faktor esensial yang menjadi dasar untuk hidup dan menentukan produksi. Faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan adalah hewannya sendiri, makanan yang diberikan dan lingkungan tempat hewan itu dipelihara. Menurut Hutauruk (2005) hasil penelitian menunjukkan, bahwa pemberian pakan ke ulat tepung dapat dilakukan berdasarkan umur dan juga dengan memperhatikan atau mempertimbangkan faktor lain.
Konversi pakan adalah total pakan yang dikonsumsi untuk menaikkan bobot badan sebesar satu satuan (Kasim, 2002). Semakin rendah nilai konversi pakan berarti semakin efisien penggunaan pakannya atau semakin sedikit pakan yang dibutuhkan untuk menaikkan bobot badan sebesar satu satuan. Konversi pakan sangat baik digunakan sebagai pegangan efisiensi produksi karena erat kaitannya dengan biaya produksi. Keefesienan pakan dapat dilihat dari nilai konversi rendah, semakin rendah nilai konversi pakan maka efesiensi penggunaan pakan semakin tinggi (Rasyaf, 1999).

Pertumbuhan Ulat Hongkong
Serangga pada umumnya memiliki kerangka luar, dan bila serangga tumbuh atau meningkat ukurannya, rangka luar harus secara periodik dikelupas dan diganti dengan yang lebih besar (Borror et al., 1982). Menurut Harwood (1978) menyatakan, bahwa setelah menetas, serangga tumbuh melalui rangkaian moulting (melepas kulit lama) dan berkembang dalam kulit yang baru dan lebih besar. Pada tiap-tiap tahapan moulting akan tampak terjadi perubahan sisi luar. Moulting merupakan mekanisme dasar pertumbuhan utama pada serangga (Wigglesworth, 1972), dan dikontrol oleh hormone ecdyson yang dilepaskan oleh kelenjar protoraks (Harwood, 1978).
Menurut Frost (1959) Tenebrio merupakan tipe metamorfosis yang bersifat holometabola karena melewati empat tahap pertumbuhan yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Telur bersifat tidak aktif dan merupakan permulaan, larva bersifat aktif untuk makan dan tumbuh, pupa bersifat tidak aktif mulai beradaptasi dan berubah bentuk menuju ke dewasa, sedangkan kumbang aktif tetapi tidak tumbuh lagi melainkan mempersiapkan diri untuk bereproduksi. Tahapan-tahapan pradewasa dan dewasa serangga yang mengalami metamorfosis sempurna dan sangat berbeda dalam bentuk, hidup dalam habitat-habitat yang berbeda, dan mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang sangat berbeda (Borror et al., 1982).


Siklus Hidup Ulat Hongkong
Kumbang ulat hongkong mempunyai siklus  hidup yang terdiri dari empat tahap yaitu telur, larva, pupa dan serangga dewasa atau yang dikenal dengan metamorphosis sempurna (Partosoedjono, 1985).
  • Telur: Telur T. molitor L. berbentuk oval, berukuran panjang 1 mm dan sangat sulit dilihat (Salem, 2002). Kebanyakan telur serangga diletakkan dalam satu situasi dimana mereka memberikan sejumlah perlindungan sehingga pada waktu menetas akan mempunyai kondisi yang cocok bagi perkembangannya (Borror et al., 1982). Menurut Amir dan Kahono (2003), kumbang betina meletakkan telur satu-satu atau dibungkus dengan substansi yang dapat mengeras menjadi masa telur atau di dalam suatu kantong yang dikenal sebagai ooteka.
  • Larva:  Bentuk larva kumbang sangat bervariasi, namun pada umumnya mempunyai kepala yang mudah dibedakan dari toraks (Amir dan Kahono, 2003). Larva merupakan bentuk siklus hidup kedua dan mempunyai 13-15 segmen berwarna coklat kekuning-kuningan pada bagian tubuh (Salem, 2002).
  • Pupa: Pupa merupakan tahapan siklus hidup ulat hongkong yang tidak makan dan tidak minum, berwarna kuning dan mirip mumi kumbang dewasa (Amir dan Kahono, 2003). Pupa T. molitor L. ini dapat mencapai panjang sekitar 15 mm, lebar 5 mm dan berwarna putih ketika pertama kali terbentuk kemudian berubah menjadi berwarna coklat kekuningan (Singh, 2003).
  • Serangga dewasa: Setelah pupa berumur sekitar 7 hari, kulit pupa pecah dan keluar kumbang. Pada saat baru keluar dari pupa, tubuh kumbang masih lunak dan pucat, sering disebut sebagai “teneral” (Amir dan Kahono, 2003). Menurut Singh (2003), kumbang ulat hongkong dewasa berwarna coklat gelap dengan panjang mulai dari 17 sampai 25 mm. Kumbang betina yang telah dewasa akan bertelur.
Reproduksi Ulat Hongkong
Reproduksi adalah kemewahan fungsi tubuh yang secara fisiologik tidak vital bagi kehidupan individual tetapi sangat penting bagi kelanjutan keturunan suatu jenis atau bangsa hewan. Pada umumnya, reproduksi baru dapat berlangsung sesudah hewan mencapai masa pubertas dan diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon-hormon yang dihasilkan (Toelihere, 1981). Pada kumbang betina terdapat sepasang indung telur (ovari) yang terdiri dari ovariole. Tiap ovariole merupakan suatu buluh sel epitel yang berisi telur yang berbeda -beda perkembangannya (Partosoedjono, 1985). Kumbang jantan memiliki sistem reproduksi yang terdiri dari sepasang kelenjar kelamin, testes, saluran-saluran keluar dan kelenjar tambahan. Spermatogenesis pada kumbang jantan diselesaikan ketika mencapai tahapan dewasa (Borror et al., 1982). Pada serangga terdapat feromon yang merupakan aksi “bau” pada system syaraf pusat yang dapat mempengaruhi tingkah laku seksual (Nalbandov, 1990). Menurut Tarumingkeng (2001), feromon merupakan senyawa kimia yang terdapat pada serangga untuk komunikasi antar individu serangga, penarik lawan jenis dan mekanisme dalam menemukan makanannya. Husaeni dan Nandika (1989) menyatakan, bahwa faktor fisik (suhu, cahaya, kelembaban, angin dan lain-lain) dan faktor makanan mempengaruhi kemampuan berkembangbiak pada serangga. Telur yang dihasilkan serangga berbeda-beda jumlah, bentuk dan besarnya. Kadang-kadang serangga betina bertelur satu tetapi dalam keadaan ekstrim serangga bisa bertelur lebih dari satu juta (Pracaya, 2003). Kumbang Tenebrio dapat melontarkan 275 telur dalam waktu 22 sampai 137 hari (Lyon, 2001).

 Gambar 6. Serangga jantan dan betina dijadikan dalam satu wadah agar dapat bereproduksi






Kandungan Nutrisi Ulat Hongkong
Ulat hongkong mempunyai kandungan nutrisi kurang lebih : protein kasar 48 %, lemak kasar 40% , kadar abu 3 % , dan kandungan ekstrak non nitrogen 8%. Sedangkan kadar airnya mencapai 57 %. Dengan kandungan nutrisi demikian ulat hongkong tergolong baik sebagai sumber pakan ikan hias. Soemarjoto(1999) menyebutkan bahwa kandungan lemak pada ulat hongkong sering lebih tinggi dari pada kandungan proteinnya, sehingga pemberian ulat hongkong dapat meyebabkan kegemukan pada binatang yang mengkonsumsinya dengan segala aspek ikutannya.

Mortalitas
Mortalitas merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengukur keberhasilan pemeliharaan ternak. Mortalitas adalah perbandingan antara jumlah seluruh ternak mati dengan jumlah total ternak yang dipelihara. Mortalitas dalam usaha peternakan dapat disebabkan karena manajemen pemeliharaan yang kurang baik (Haryadi, 2003). Hasil penelitian Paryadi (2003) menunjukkan, bahwa respon tingkat mortalitas yang tidak berbeda nyata mengindikasikan, bahwa spesies ulat tepung cukup toleran terhadap kandungan protein pakan dengan kisaran yang relatif luas (15,60-21,38%). Koefesienan keragaman tingkat mortalitas dalam penelitian ini semakin besar sejalan dengan penggunaan pollard. Hal tersebut menunjukkan, bahwa ulat tepung semakin sensitif terhadap penggunaan pollard yang terlalu tinggi sehingga mortalitas dari tiap kelompok sangat beragam. Koefesienan keragaman mortalitas yang tinggi pada semua perlakuan menunjukkan, bahwa mortalitas pada ulat tepung dipengaruhi oleh faktor lain di luar faktor perlakuan.
Mortalitas terjadi selama moulting, juga dalam tahap larva atau antara larva dan pupa, atau pupa dan dewasa (Schaffler dan Isely, 2001). Semakin rendah suhu lingkungan akan memperlambat perkembangan (memerlukan lebih dari enam bulan) dan temperatur yang tinggi dapat mengakibatkan peningkatan mortalitas (Culin, 2005).
Faktor suhu dan kelembaban lingkungan harus diperhatikan dalam masa penelitian ulat hongkong. Artinya, suhu dan kelembaban lingkungan membeikan pengaruh langsung dan tidak langsung pada ulat tepung. Bila suhu dan kelembaban pada tempat pemeliharaan ulat hongkong tinggi mengakibatkan ulat tepung menjadi stress sehingga berpengaruh pada tingkat konsumsi pakan yang menurun maka diperoleh pertumbuhan ulat hongkong yang tidak optimal dan bahkan terjadi tingkat mortalitas yang tinggi (Hutauruk, 2005).

Nilai Ekonomi Ulat Hongkong
Secara ekonomis Tenebrio molitor  mempunyai nilai positif, khususnya, ketika dalam fase larva sebagai ulat hongkong, karena mereka bisa diternakan dan dijadikan komoditi yang diperjualbelikan sebagai sumber makanan ikan, reptile, amfibi dan burung. Burung yang mengkonsumsi ulat hongkong yaitu kacer, jalak putih, cucak biru, culik-culik, kenari, cucakrawa, beo, murai daun, poksay, hwamei, murai batu, jalak bali dan jenis burung pemakan serangga lainnya.
Ulat untuk ikan hias biasanya berukuran lebih kecil Yakni berukuran 2 cm dengan berat rata-rata 100 mg, sedangkan udang yang mengkonsumsi yakni udang Windu. Ulat Untuk udang windu biasanya berukuran paling besar Yakni berukuran 3,5 cm dengan berat rata-rata 170  mg dengan usia sekitar 3 ½ bulan dan warnanya cukup gelap.

Teknik Budidaya
Pemeliharaan ulat hongkong tidak terlalu rumit  media pemeliharaan berupa campuran dedak halus(Polard)  dan ampas tahu kering. Tempat pemeliharaannya berupa ember plastik atau baskom atau berupa kayu tripleks dengan dilapisi solatip pada bagian bibirnya.

Gambar 7. Wadah pembibitan yaitu berupa segi empat yang terbuat dari triplek
Pemisahan Kepompong dan kotoran diantisipasi dengan menggunakan teknik pemeliharaan yang baru yakni, wadah tempat ulat hongkong dapat langsung menggunakan penyaring atau ayakan pada sisi alasnya. pakan sampingan yang cukup murah seperti ampas tahu yang masih basah, buah-buahan seperti pepaya, batang pohon pisang, sawi, bayam, batang talas, dan sayuran lain yang banyak mengandung air.

Gambar 8. Pemisahan antara serangga dewasa dengan telur melalui penyaringan

Dampak Positif  Pemakaian Ulat Hongkong
  • Burung yang mendapat pakan sampingan ulat hongkong dapat mengeluarkan bunyi atau kicau yang bagus dibandingkan tanpa mengkonsumsi Ulat hongkong
  •  Ikan Yang mendapat pakan sampingan ulat hongkanong aka lebih sehat  dan mempunyai daya tahan tubuh yang relatif baik serta mempunyai daya tarik yang indah dari warna kulitnya.
  • Udang yang mengkonsumsi Ulat Hongkong mempunyai pertumnbuhan yang relatif lebih cepat dari Udang biasa yang tidak mengkonsumsi Ulat Hongkong


Dampak Negatif Pemakaian Ulat Hongkong
Selain Dampak Positif, Ulat hongkong juga mempunyai dampak negatif. Selain menambah biaya perawatan, Penggunaan Ulat Hongkong dapat mengganggu  aspek kesehatan, Khususnya pada Burung. Widyaningsih(1999) Burung yang mengkonsumsi ulat hongkong Tidak tertutup kemungkinan akan mengalami beberapa masalah atau penyakit diantaranya Sakit Mata dan Pencernaan Yang tidak Sehat. Sedangkan Pemakaian Ulat hongkong yang berlebihan pada ikan akan menyebabkan kegemukan dan efek lainnya.

Metode Penggunaan Ulat Hongkong Sebagai Pakan Ternak
Ulat Hongkong tidak boleh dikonsumsi burung dalam keadaan hidup. Caranya, Ulat hongkong harus dicelupkan ke dalam air Hangat agar mati. Kemudian baru diberikan kepada burung berkicau. Ulat Hongkong tidak boleh digunakan secara berlebihan karena zat kitinnya yang menyebabkan Burung mengalami gangguan pencernaan. Demikian pula dengan ikan hias. penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan  kegemukan dan gangguan Pada kulit.

Strategi Pemasaran Produk
Pemasaran dilakukan dengan jasa orang ketiga sebagai distributor. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya dan mempermudah pembayaran. Produk yang dipasarkan ada 3 Jenis yakni Ulat Hongkong sebagai Pakan Sampingan/Suplemen  Burung, Ulat Hongkong Sebagai Pakan Sampingan/Suplemen  Ikan Hias, dan Ulat Hongkong Sebagai pakan Sampingan/Suplemen  Udang. Ulat Jenis Ini Berukuran 3 cm dengan berat rata-rata 150 mg. Daerah yang banyak permintaan terhadap Ulat Hongkong ini antara lain Kudus dan Malang. Ulat yang dikonsumsi ikan hias mempunyai perlakuan yang berbeda yakni Ulat yang diberikan setelah ada manipulasi dengan Nutrisi tertentu. Seperti beta karoten yang terdapat dalam wortel. Ulat untuk ikan hias biasanya berukuran lebih kecil Yakni berukuran 2 cm dengan berat rata-rata 100 mg Daerah yang banyak permintaan terhadap Ulat Hongkong ini antara lain Bali. Udang yang mengkonsumsi yakni Udang Windu. Ulat Untuk udang windu biasanya berukuran paling besar yakni berukuran 3,5 cm dengan berat rata-rata 170  mg dengan usia sekitar 3 ½ bulan dan warnanya cukup gelap. Daerah Yang banyak permintaan terhadap Ulat Hongkong ini adalah Semarang. Profit Usaha mengalami penurunan harga karena kendala adanya kematian yang disebabkan oleh iklim yang kurang mendukung. Namun tidak terlalu signifikan dengan Grafik Keuntungan yang tetap naik.  Hasil panen Sekitar 90 Kg. jumlah ini berkurang dari harapan panen mencapai lebih dari 100 Kg.