* Panutuan dan Tutu adalah alat untuk menggiling bumbu dapur. Panutuan dan Tutu terbuat dari batu atau kayu. Panutuan adalah wadah tempat bumbu akan digiling, sedangkan Tutu adalah batu atau kayu penggiling bumbu itu. Tutu ini dinamai juga Papene.
* Papene adalah Sapa kecil tanpa kaki. Besarnya sekitar ± 30-40 cm. Biasanya Papene ini digunakan pada kesempatan sehari-hari.
* Hansung atau Hiong adalah bejana untuk mengambil air dari sumber air
(sumur, pancuran atau sungai) dan sekaligus tempat penyimpanannya. Hansung atau Hiong adalah tabung besar yang terbuat dari bambu besar dengan ruas buku yang panjang. Kadang-kadang kulit luarnya dibuang, tetapi kadang-kadang tidak. Kulit yang tidak dibuang sering dihiasi dengan tulisan atau ukiran mitis. Selain untuk menampung dan menyimpan air, Hansung atau Hiong digunakan juga untuk menampung air aren yang dikenal dengan tuak. Di tanah Karo bejana ini disebut Kitang.
(sumur, pancuran atau sungai) dan sekaligus tempat penyimpanannya. Hansung atau Hiong adalah tabung besar yang terbuat dari bambu besar dengan ruas buku yang panjang. Kadang-kadang kulit luarnya dibuang, tetapi kadang-kadang tidak. Kulit yang tidak dibuang sering dihiasi dengan tulisan atau ukiran mitis. Selain untuk menampung dan menyimpan air, Hansung atau Hiong digunakan juga untuk menampung air aren yang dikenal dengan tuak. Di tanah Karo bejana ini disebut Kitang.
* Ompon ialah sejenis karung berbentuk silinder. Ompon terbuat dari kulit kayu atau dari diayam dari Baion atau pandan. Besarnya dan volumenya tidak tentu. Ada ompon yang bisa menampung padi sebanyak 20-30 porsanan atau panuhukan. Porsanan atau Panuhukan adalah ukuran umum sebanyak orang bisa memikul. “porsan” atau “tuhuk” berarti pikul.
* Hudon Tano atau Susuban Tano adalah bejana yang terbuat dari tanah liat. Pada zaman dahulu bejana ini dipakai serba guna, misalnya: tempat penyimpanan air, tempat memasak makanan dan air minum.
* Hobon atau Tambarang mengacu pada barang yang sama, yakni sejenis tong yang terbuat dari kulit kayu yang amat besar. Hobon atau Tambarang ini dipakai untuk tempat menyimpan padi. Bila Hobon atau Tambarang ini berdiri akan tampak seperti drum yang besar.
* Sapa Bolon, atau biasa disebut sapa saja, ialah piring yang terbuat dari kayu. Biasanya sapa itu berdiameter ± 30-40 cm; tinggi ± 20-30 cm. Biasanya piring ini digunakan ketika satu keluarga makan hasil panen pertama atau makan Dengke na hinongkoman (ikan pelindung) untuk menolak penyakit menular. Nama ikan itu adalah Porapora. Jumlah ikan itu mesti sebanyak jumlah anggota keluarga yang makan, yang ditaruh pada sapa.
* Poting. Poting atau gunci terbuat dari tanah liat dan tutupnya terbuar dari kayu. Barang ini dipakai sebagai tempat tuak.
* Losung adalah lumpang, yakni perkakas untuk menumbuk padi untuk memperoleh beras.
Losung dapat terbuat dari batu atau kayu. Biasanya bentuknya seperti bidang trapesium yang terbalik. Pada permukaan atas terdapat lubang besar ke dalamnya dimasukkan barang yang hendak ditumbuk. Ada dua ukuran lumpang, besar dan kecil. Lumpang besar digunakan untuk menumbuk padi, sedangkan yang kecil dipakai untuk menumbuk padi dalam jumlah sedikit atau pun untuk menggiling bumbu. Andalu adalah alat pasangan untuk menumbuk padi pada lumpang itu. Andalu adalah tongkat kayu sebesar genggaman tangan dengan panjang ± 150-200 cm. Dengan pergesekan Andalu dan padi, kulit padi menjadi terkelupas dan menghasilkan beras.
Losung dapat terbuat dari batu atau kayu. Biasanya bentuknya seperti bidang trapesium yang terbalik. Pada permukaan atas terdapat lubang besar ke dalamnya dimasukkan barang yang hendak ditumbuk. Ada dua ukuran lumpang, besar dan kecil. Lumpang besar digunakan untuk menumbuk padi, sedangkan yang kecil dipakai untuk menumbuk padi dalam jumlah sedikit atau pun untuk menggiling bumbu. Andalu adalah alat pasangan untuk menumbuk padi pada lumpang itu. Andalu adalah tongkat kayu sebesar genggaman tangan dengan panjang ± 150-200 cm. Dengan pergesekan Andalu dan padi, kulit padi menjadi terkelupas dan menghasilkan beras.
*Geanggeang termasuk perkakas dapur tempat penyimpanan lauk yang sudah dimasak.
Bentuknya seperti keranjang yang dianyam dari rotan besar. Geanggeang ini tergantung setinggi ibu rumah tangga pemilik Jabu Bona pada Ruma Batak. Perkakas itu terikat pada atap rumah. Disebut Geanggeang karena perkakas ini tergantung dan mudah bergoyang. Di tempat inilah disimpan lauk yang sudah dimasak sehingga tidak mudah digapai anak-anak, kucing atau tikus.
Bentuknya seperti keranjang yang dianyam dari rotan besar. Geanggeang ini tergantung setinggi ibu rumah tangga pemilik Jabu Bona pada Ruma Batak. Perkakas itu terikat pada atap rumah. Disebut Geanggeang karena perkakas ini tergantung dan mudah bergoyang. Di tempat inilah disimpan lauk yang sudah dimasak sehingga tidak mudah digapai anak-anak, kucing atau tikus.
* Ampang adalah sejenis bakul yang terbuat dari anyaman rotan
yang dibelah dan dihaluskan. Bagian bibir Ampang berbentuk bundar yang dibuat dari rotan bulat. Tetapi bagian dasar mendapat bentuk bidang bujursangkar. Ampang ini diperkuat oleh empat rangka dari sudut bujursangkar pada bagian dasar yang menopang bibir Ampang yang berbentuk bundar. Ampang digunakan sebagai alat pengukur isi untuk padi.
yang dibelah dan dihaluskan. Bagian bibir Ampang berbentuk bundar yang dibuat dari rotan bulat. Tetapi bagian dasar mendapat bentuk bidang bujursangkar. Ampang ini diperkuat oleh empat rangka dari sudut bujursangkar pada bagian dasar yang menopang bibir Ampang yang berbentuk bundar. Ampang digunakan sebagai alat pengukur isi untuk padi.
* Parutan. Parutan yang terbuat dari kayu dan sebatang besi. Fungsinya ialah untuk memarut kelapa.
* Keranjang. terbuat dari rotan.
Fungsinya antara lain sebagai tempat pakaian
sumber : http://jendralberita.wordpress.com/2010/05/18/alat-alat-rumah-tangga-jaman-nenek-moyang-kita/
No comments:
Post a Comment