Buku itu, walaupun telah terjual sebanyak 30.000 kopi, tetap dianggap para akademisi sebagai sebuah sensasi yang tidak ilmiah dan tidak berdasar. Namun teori ini mendapat perhatian besar tahun lalu ketika UNESCO mengorganisir sebuah simposium mengenai isu tersebut di Paris yang menyarankan agar ide tersebut mendapat pertimbangan serius. Kemudian setelah itu, Akademisi, arkeolog, geolog dan sejarawan dari seluruh Italia berkumpul di Rome's Accademia dei Lincei untuk meneliti teori tersebut lebih mendalam dan mendiskusikan kemungkinan penelitian lanjutan di masa depan.
Pulau Atlantis seperti diketahui adalah sebuah pulau misterius yang hingga kini keberadaannya belum diketahui secara pasti. Pulau ini pertama kali disinggung oleh filsuf Yunani Plato dalam bukunya Timaeus dan Critias (360 SM) yang mengatakan bahwa sebuah pulau dengan peradaban maju dihancurkan oleh sebuah bencana. Para ilmuwan menduga bahwa bencana yang dimaksud adalah Tsunami.
Teori tradisional menyebut bahwa Atlantis terletak di satu tempat di wilayah Atlantik karena Plato mengatakan bahwa pulau itu terletak di seberang Pilar Herkules. Menurut penulis Yunani kuno lainnya yang bernama Erathosthenes, pilar herkules terletak di selat Gibraltar.
Namun Frau percaya bahwa Erathosthenes, yang juga seorang pustakawan dan ahli geografi yang hidup di Alexandria pada abad kedua SM melakukan kesalahan. Frau percaya pilar Herkules terletak di Sisilia. Frau mendapat kesimpulan ini setelah melihat dua peta kuno Mediterania zaman perunggu. Satu peta menunjukkan Tunisia dan Sisilia hampir bersentuhan, peta yang lain yang menunjukkan Selat Gibraltar, dan keduanya menunjukkan kemiripan.
Frau berpikir bahwa Erathosthenes memindahkan pilar itu karena 120 tahun antara era Plato dan eranya, dunia Yunani berubah secara dramatis dan selat antara Sisilia dan Afrika sudah bukan merupakan bagian kerajaan Yunani. Lebih Lanjut, pergeseran geologis dan naiknya permukaan air laut memperlebar jarak antara Tunisia dan Sisilia yang akhirnya menjadi penyebab kesalahan Erathosthenes.
Jika Pilar Herkules terletak di Sisilia, maka Sardinia adalah lokasi pasti Atlantis. Frau menemukan juga bahwa peradaban Nuragic - berasal dari kata Nuraghes (menara batu) yang dibangun di pulau itu - berkembang dengan pesat di Shardana (sardinia) antara 1.400 - 1.200 SM. Bencana yang menghancurkan kebudayaan Nuragic dan penduduknya diperkirakan terjadi sekitar 1.178 - 1.175 SM.
Walaupun Plato menyebut kebudayaan Atlantis ada sekitar 9.000 tahun sebelumnya, banyak sejarawan berpikir bahwa Plato melakukan kesalahan dan mungkin maksudnya adalah 900 tahun. Mereka mendasarkan teorinya pada deskripsi Plato tentang tulisan dan perkakas perunggu yang disebut ditemukan di Pulau itu.
Lebih lanjut, apabila pilar herkules dipindahkan menjadi selat Sisilia, maka menurut Frau, banyak tulisan-tulisan kuno lainnya akan menjadi akurat dari segi geografis.
Contoh, Herodotus menulis mengenai Corsica dan kota kuno Tartessos seakan-akan kedua kota itu dekat satu sama lain. Namun jika pilar herkules terletak di Gibraltar, maka perjalanan dari Tartessos ke Corsica akan memakan waktu satu bulan dengan kapal, yang artinya tidak sesuai dengan deskripsi Herodotus.
Teori-teori keberadaan Atlantis
Kebanyakan dari lokasi yang diajukan mengenai keberadaan Atlantis adalah dekat laut Mediterania seperti pulau Sardinia, Kreta, Santorini, Sisilia, Siprus dan Malta. Sedangkan daratan lain yang dicurigai sebagai Atlantis adalah Troy, Tartessos, Tantalus, Turki, Sinai dan Kanaan. Di wilayah sekitar laut hitam juga dicurigai sebagai lokasi Atlantis, diantaranya Bosphorus dan Ancomah. Pada tahun 2003, sebuah teori baru diajukan bahwa laut Azov kemungkinan adalah tempat asal Atlantis.
Teori-teori lainnya juga menyebut tempat seperti Andalusia, pulau Canary, Kuba, Bahamas, segitiga Bermuda, Indonesia, Malaysia, pulau "Kumari Kandam" di India dan struktur piramida Yonaguni di Jepang.
sumber : http://xfile-enigma.blogspot.com/2009/08/apakah-sardinia-adalah-atlantis-yang.html
No comments:
Post a Comment