Belajar dari pengalaman merawat, melatih dan melombakan burung murai batu di berbagai arena kontes burung berkicau, Shakila Putra Bird Farm (SKL BF) ingin mewujudkan visi dan misi sebagai pusat penangkaran burung berkualitas dan obyek agrowisata burung unggulan.
Ya, pada awalnya saya membuka penangkaran murai batu ini sebetulnya karena unsur ketidaksengajaan. Kami mulai menggeluti dunia perburungan ini pada bulan Agustus 2008 dengan orientasi awal lomba. Saat itu kami hanya memiliki 2 ekor burung murai batu, maklum pemula, sehingga tidak terpikirkan dari awal bahwa orang memelihara murai batu harus memiliki burung-burung masteran juga.
Mulailah terlintas di benak kami bahwa memelihara murai batu ini sangat mengesankan karena harus membikin murai-murai itu menjadi pintar, identik dengan kita menyekolahkan anak-anak kita supaya pintar dan mempunyai wawasan yang luas.
Kami mulai membeli burung-burung masteran yang handal, yang kadang harganya lebih mahal dari harga si murai tersebut, ironis juga. Tidak terasa jumlah burung-burung masteran saya semakin banyak, bahkan mungkin sudah terlalu banyak sekali untuk ukuran standar.
Saya berpikir kenapa saya tidak menambah murid (dalam hal ini burung murai batu) kan guru-gurunya (burung-burung masteran) sudah banyak. Jadilah saya mulai membeli burung-burung murai lagi bahkan kadang langsung ke lapangan atau melalui info dari rekan-rekan kicaumania.
Tidak terasa jumlahnya saat itu sudah mencapai 18 ekor murai batu. Saat itu saya tidak tahu bahwa memelihara burung murai dalam satu rumah idealnya hanya 2 atau bahkan 1 ekor saja. Ini awal frustrasi saya karena kinerja murai-murai saya di lapangan tidak maksimal bahkan boleh dibilang banyak membisunya.
Rekan-rekan sesama hobis murai mulai menyarankan untuk melego sebagian murai-murai saya supaya perawatannya bisa lebih optimal tetapi saya bertanya-tanya kepada diri saya, kepada siapa dan kemana saya harus menjual murai-murai ini karena di samping harga belinya yang sudah cukup tinggi dan murai-murai saya saat itu banyak yang ngedrop karena selalu saling tembak di rumah, bahkan dalam satu kamar terdapat sampai 4 ekor yang jaraknya pun saling berdekatan.
Akhirnya saya teringat gedung GOR saya yang selama ini terlantar begitu saja dan mendadak mendapatkan ide kenapa tidak saya gunakan saja untuk menempatkan burung-burung saya yang sudah terlalu banyak ini?
Ide selanjutnya, mengapa tidak saya kawinkan saja burung-burung ini sambil menunggu usia mapannya untuk lomba? Dan akhirnya…. burung-burung ini saya jodohkan.
Tanpa skill penangkaran yang memadai, burung-burung murai batu tersebut malah mulai kawin, bertelur dan menetas. Setelah menetas, rejeki datang lagi melalui teman-teman dekat saya yang suka memborong anakan-anakan murai hasil tangkaran saya karena mereka tahu murai-murai Indukan yang saya beli tidak murah harganya dan memang berkualitas.
http://sklbirdfarm.com/about/
No comments:
Post a Comment