Saturday, June 20, 2009

Akhirnya Idul Fitri Menjadi Hari Libur Resmi Di New York

Mungkin Berlebaran di NewYork sulit temukan Ketupat

Mungkin Berlebaran di NewYork sulit temukan Ketupat

Dewan Perwakilan Rakyat Kota New York, Amerika Serikat, setuju memasukkan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha sebagai kalender hari libur sekolah di kota itu seperti Natal pada agama Kristen dan Yom Kippur dalam agama Yahudi.

Alhamdulillah, dengan suara mayoritas hanya satu suara yang menentang, resolusi tersebut diterima secara mutlak. Hari Kamis, 18 Juni 2009, merupakan hari bersejarah bagi komunitas muslim di Kota New York,” kata anggota Dewan Muslim Kota New York asal Indonesia Syamsi Ali yang menghubungi Antara di Jakarta kemarin.Imam Masjid Indonesia di New York ini mengungkapkan, proses menjadikan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha sebagai hari libur membutuhkan waktu sekitar dua tahun lalu. Saat itu bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha, Kota New York mengadakan jajak pendapat di mana anak-anak muslim harus memilih antara sekolah atau salat Idul Adha.

Kala itu, masyarakat muslim membentuk koalisi besar untuk hari-hari libur muslim atau Coalition for Muslim
Holidays, yang tidak saja beranggidul fitriotakan komunitas Muslim, tapi juga berbagai organisasi non Muslim. Keterlibatan non Muslim ini adalah hasil dari upaya menjembatani hubungan antar komunitas.

Beberapa waktu lalu diadakan perdebatan umum yang diikuti publik di Dewan Kota New York, di mana sejumlah rabbi dan pastor mendukung usulan liburnya Idul Adha dan Idul Fitri. Syamsi yang pernah dinobatkan sebagai tokoh Muslim paling berpengaruh di Kota New York oleh media setempat.

Ia menjelaskan, resolusi tersebut pertama kali disponsori anggota DPRD Robert Jackson dari Bronx yang adalah satu-satunya anggota DPRD New York. Berkat kepemimpinannya di Komisi yang membawahi pendidikan dan budaya, serta dorongan dari aktivis Koalisi Hari-hari Libur Muslim itu, akhirnya mayoritas anggota DPRD mendukung, termasuk para penganut agama Yahudi.

“Pada akhirnya resolusi ini akan diajukan ke meja wali kota untuk disahkan menjadi peraturan kota. Insya Allah kita optimistis wali kota akan mensahkan resolusi tersebut,” kata Syamsi yang berasal dari Makassar itu.

Kalangan muslim di Kota New York sedang merancang strategi untuk melobi wali kota, termasuk menghubungkan dukungannya dengan pemilihan wali kota mendatang.

Wali Kota New York Michael Bloomberg yang merupakan seorang Yahudi berniat maju kembali menjadi calon wali kota periode ketiga setelah Dewan Kota mengubah pembatasan wali kota dalam dua periode.

“Bagi kami, ini sejarah yang akan dicatat dalam perkembangan Kota New York. Keberhasilan ini juga merupakan indikasi bahwa Islam dan Muslim di AS semakin mendapat pengakuan,” ujarnya.

Satu dari setiap 10 warga kota New York adalah muslim, persinya antara 800.000 hingga sejuta orang, sementara jumlah masjid mencapi 200-an. Syamsi menungkapkan, warga muslim New York ini terlibat dalam segala sendi kehidupan, termasuk kepolisian dan pendidikan.

Seperti di sejumlah kantor pemerintahan di Indonesia dan Istana Negara, setiap lebaran Gedung Putih juga menyelenggarakan perayaan Idul Fitri. Selain mengundang kalangan muslim, warga non muslim juga mengikuti perayaan itu. (Antara)

No comments:

Post a Comment