Sering kita menemui burung murai batu yang bulunya sudah kering dan kondisi ekornya sudah pecah-pecah atau sudah nyisir atau bahkan sebagian ujungnya tinggal batangan ekornya saja seperti lidi tetapi tak kunjung turun bulu juga. Di artikel ini mari kita share untuk mengatasinya berdasarkan pengalaman masing2 selama melihara murai batu.
Berdasarkan pengalaman kami bisa di tempuh beberapa solusi, diantaranya :
Pertama : kita ungsikan/pindahkan burung murai tersebut ke suatu tempat baru yang bener2 steril dari suara murai lainnya, bahkan kalau kasusnya sangat parah…jangan sampai terdengar suara burung masteran apapun juga supaya si murai tersebut bener2 merasa tenang dan tidak ter provokasi adrenalinnya. Sebagai contoh saja kita titipkan ke rumah saudara/rekan yang tidak memiliki burung atau bahkan ada salah satu rekan kami yang sampai extra mengambil satu kamar di tempat kost2-an yang ber beda yang aman dari predator.
Burung murai adalah salah satu burung fighter sejati, kadang ada yang rewel mabungnya tetapi ada juga yang bagus mabungnya yaitu serempak sekaligus. Yang susah mabung ini kadang sangat sensitiv terhadap suara burung sejenisnya, ibarat kita manusia sih ada yang gampang sekali tidur alias PELOR : nempel bantal langsung molor meskipun suasana di sekitarnya gaduh tetapi ada sekelompok orang yang susah tidur meskipun sudah sangat lelahnya tetapi gampang terjaga jika ada suara, sekalipun suara itu relativ kecil bagi sebagian kebanyakan orang dan kalau sudah terjaga akan sulit lagi untuk malanjutkan tidurnya. Kurang lebih begitu juga kejadiannya dengan murai yang susah mabung, meskipun sudah ada beberapa bulu sayap yang jatuh terus tiba2 dia mendengar suara murai lain dan dirinya merasa ter tantang/ter provokasi maka jatuh bulunya akan tersendat bahkan turun bulunya berhenti cukup sampai segitu saja.
Kedua : setingan EFnya di rubah, misal awalnya setingan hariannya pagi dan sore masing-masing 5 ekor jangkrik coba kita turunkan menjadi masing2 waktu/jam makan 2-3 ekor jangkrik saja, pemberian kroto secara bertahap di kurangin dari awalnya setiap hari di minggu pertama terapi ini menjadi seminggu 2 kali saja kemudian bila perlu (untuk kasus yang parah) di minggu berikutnya pemberian kroto kita stop sama sekali. Bagi sebagian Hobis merasa tidak tega untuk mem berhentikan total pemberian krotonya, padahal ini kan sifatnya temporel yaitu selama kita bikin ronrok bulunya saja.
Bisa juga di tambahkan di waktu pagi dan sore ulet Hongkong masing-masing 5-7 ekor untuk mempercepat rontoknya bulu karena sifat ulat Hongkong bisa membuat panas tubuh si burung sehingga bisa mempercepat pengeringan akar2 bulu di dalam tubuhnya (memang untuk yang satu ini belum ada pembuktian secara klinish tetapi yang ada hanya pembuktian langsung di lapangan). Jangan lupa kepala ulet Hkg itu di buang sebelum kita berikan kepada si burung.
Jangan khawatir mati burungnya asal burung tersebut sudah makan voor total, tapi ada yang berkomentar nanti burungnya ngedrop. Lha justru terapi ini di jalankan dengan harapan agar supaya si burung itu ngedrop yang pada akhirnya bulunya pada rontok. Gampang nanti kalau ngerontokin bulunya kira2 sudah mencapai 80%-an atau mulai ngedorong ekor kita genjot lagi pemberian EFnya, bahkan bisa juga di tambahkan vitamin2 yang di perlukan sebagai faktor penunjang.
Ketiga : methode yang ketiga ini relativ radikal yaitu dengan membawa si burung rutin ke arena lomba setiap 2 minggu sekali. Ada yang bertanya : “Lho nanti burungnya rusak gak Pak?”, jangan kuatir…TIDAK AKAN RUSAK, asal kondisi bulu si burung bener2 sudah kering atau kusam. Bisa jadi nanti si burung di lapangan hanya bengong2 saja tapi gak apa2 lah karena tujuan kita juga bukan untuk mengejar prestasi kan? Kapan ancer2 si burung tersebut kita berhentikan di bawa ke arena lomba? Jika si burung sudah menunjukan tanda2 banyak diam di dalam sangkar, melamun dengan leher di tekuk seperti burung sakit tetapi kotorannya tetap menunjukan bahwa burung itu dalam kondisi sehat-sehat saja.
Coba perhatikan saja semua burung, khususnya murai batu, yang sering atau rutin di lombakan pasti akan lebih cepat me masuki masa mabung berikutnya. Sebagai contoh yang gampang burung MB nama DMC 99 milik Andy Chriesna Madiun yang oleh pemiliknya di genjot di bawa ke arena lomba secara rutin setiap 2 minggu sekali (atau tepatnya setiap 17 hari) yaitu dari tanggal 31 Maret s/d 25 Juni dengan menggondol 5 prestasi (3 kali Juara ke-1, 1 kali Juara ke-2 dan sekali juara ke-4 ), nah sekarang apa yang terjadi dengan DMC 99? Ya lagi me masuki masa mabung lagi padahal selang belum lama DMC 99 baru tuntas dari mabungnya.
Ketiga tips ini bisa di kombinasikan sesuai dengan ke butuhan, mohon maaf sebelumnya apabila masih banyak kekurangan-kekurangan karena saya masih manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan dan kesalahan maka dari itu silahkan menambahinnya demi kepentingan sesama Kicaumania.